Rangkuman PAI Kelas 11 Bab 1 Kurikulum Merdeka

Kherysuryawan.id – Rangkuman Materi PAI Kelas XI Bab 1 “Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek” Semester 1 Kurikulum Merdeka.

Halo sahabat kherysuryawan, berjumpa kembali di website pendidikan ini. Pada kesempatan kali ini admin akan memberikan pembahasan seputar materi pelajaran yang ada pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI & BP) Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka.

 


Disini admin kherysuryawan akan memberikan ringkasan materi pelajaran PAI kelas 11 kurikulum merdeka khususnya materi yang ada pada Bab 1 yang berjudul Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek. Materi ini akan dipelajari pada pembelajaran di semester 1 kurikulum merdeka pada kelas 11 SMA/SMK.

 

Untuk memudahkan siswa dalam belajar maka di butuhkan sebuah ringkasan materi, maka olehnya itu disini admin kherysuryawan telah membuat dan menyiapkan ringkasan materi PAI kelas 11 Bab 1 “Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek” yang tentunya akan sangat memudahkan siswa dalam belajar.

 

Hasil ringkasan materi PAI kelas 11 Bab 1 “Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek” semester 1 kurikulum merdeka ini bersumber dari buku teks pelajaran PAI kelas 11 kurikulum merdeka. Apabila anda yang membaca artikel ini juga memerlukan materi lengkapnya yang terdapat pada buku teks pelajarna PAI kelas 11 kurikulum merdeka maka tenang saja sebab disini admin juga akan membagikan file buku guru dan buku siswa PAI kelas 11 Kurikulum merdeka.

 

Sebagai informasi bahwa pada materi PAI kelas 11 Bab 1 “Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek” yang akan dipelajari ini ada beberapa tujuan yang ingin dan diharapkan untuk di capai, diantaranya yaitu sebagai berikut :

 

Setelah mempelajari materi ini, kalian dapat:

  1. Membaca dengan tartil Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan QS. ar-Rahmān/55: 33, serta Hadis tentang berpikir kritis dan semangat mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
  2. Menghafalkan dengan fasih dan lancar Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan QS. ar-Rahmān/55: 33, serta Hadis tentang berpikir kritis dan semangat mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi.
  3. Mempresentasikan tentang Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan Q.S. ar-Rahmān/55: 33, serta Hadis tentang berpikir kritis dan semangat mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga terbiasa membaca Al-Qur’an.
  4. Meyakini bahwa berpikir kritis dan semangat mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi adalah perintah agama.
  5. Membiasakan rasa ingin tahu, berpikir kritis, kreatif, dan adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  6. Menganalisis Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190-191 dan Q.S. ar-Rahmān/55: 33, serta Hadis tentang berpikir kritis dan semangat mencintai ilmu pengetahuan dan teknologi.

 

Baiklah bagi anda yang ingin melihat ringkasan/rangkuman materi pelajaran PAI Kelas 11 Bab 1 “Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek” kurikulum merdeka, maka silahkan lihat sajian materinya di bawah ini :

 

BAB 1: Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek

1. Telaah Q.S. Ali Imrān/3: 190-191 tentang Berpikir Kritis

Mengartikan perkata


Menerjemahkan ayat

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal (Q.S. Ali ‘Imrān/3: 190).

 

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (Q.S. Ali ‘Imrān/3: 191).

 

Isi dan kandungan ayat

Memahami ayat Al-Qur’an, tidak cukup hanya berdasar terjemah saja, tetapi harus berlandaskan kepada buku tafsir yang mu’tabar (otoritatif). Berikut ini, kandungan isi Q.S. Ali Imrān/3: 190-191:

  1. Begitu banyak tanda-tanda kebesaran Allah Swt. yang dibentangkan di langit dan bumi, termasuk pada diri manusia, semua itu harus dijadikan sebagai sarana berpikir bagi umat manusia, khususnya orang beriman, agar dapat mengambil manfaat, faedah, dan hikmah dari keberadaan alam semesta.
  2. Penciptaan alam semesta, meliputi silih bergantinya siang dan malam, pusaran angin, keteraturan lintasan benda-benda langit, dan bumi dengan segala isinya, semua itu jangan hanya dijadikan sebagai peristiwa biasa, tanpa hikmah dan tujuan, tetapi harus dipikirkan, diteliti, dan dieksplorasi, sehingga keberadannya semakin terbuka dan dapat diambil sisi positif dan negatifnya melalui akal pikiran serta akal budi yang dimiliki oleh setiap orang;
  3. Semua manfaat, faedah, dan hikmah dari beragam peristiwa yang tersebar di alam semesta tersebut, hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang memiliki akal pikiran yang sehat serta akal budi yang dikenal dengan istilah ulil albab atau ulul albab;
  4. Ulil Albab adalah orang yang memiliki akal pikiran yang lurus, nurani yang bersih, serta menjadi hamba Allah Swt. yang mengisi setiap waktunya untuk memikirkan segala penciptaan dan peristiwa di alam raya ini, sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa semua ini membawa manfaat, tidak ada yang sia-sia, akhirnya hidupnya semakin dekat (taqarrub) kepada Allah Swt.;
  5. Tanda lain Ulil Albab adalah mereka yang dalam kondisi apapun (duduk, berdiri, dan berbaring) yang artinya juga saat mampu, kaya, atau terpuruk, kondisi riang gembira, atau sedih, semua itu tidak menghalangi untuk mengambil maslahat dari segala ciptaan Allah Swt. baik untuk diri sendiri, lingkungan yang mengitarinya, maupun masyarakat secara luas;
  6. Ulil Albab juga melakukan pemikiran kritis, utuh, obyektif, dan seimbang terhadap segala problema yang muncul, sehingga buah pemikirannya memberi banyak manfaat, jauh dari kebencian dan sengketa, apalagi kecancuan dan kebimbangan, akhirnya memunculkan kedamaian, kesejukan, serta solusi terbaik bagi semuanya;
  7. Setiap orang beriman sangat dituntut, agar penggunaan akal pikiran dan akal budinya, menghasilkan kesadaran diri bahwa semua penciptaan itu bersumber dari Allah. Selanjutnya, mengajak diri dan orang lain, agar semakin dekat (taqarrub) kepada Allah Swt. Melalui pendekatan tersebut, keselamatan dan kesuksesan dunia akhirat dapat diraih, akhirnya terhindar dari kesengsaraan, kegagalan dan kehinaan;
  8. Seperti peran dari ulil albab, Ayat ini mengajak juga agar di setiap komunitas dan masyarakat, bahkan dalam lingkup yang lebih luas, ada kelompok orang yang berperan sebagai pemikir dan penengah dari problema yang muncul, sehingga terhindar dari hoax, berita bohong, dan informasi yang tidak benar.

 

2. Telaah Hadis dan Penjelasan Lain tentang Berpikir Kritis

Teks Hadis:

 

Makna Kata

 

Terjemahan Hadis:

Artinya: Dari Abi Dzar r.a. Nabi Saw. bersabda: “Pikirkanlah mengenai segala sesuatu (yang diciptakan Allah), tetapi janganlah kalian memikirkan tentang Dzat Allah, karena kalian akan rusak” (H.R. Abu Syeikh).

 

Isi Kandungan Hadis:

  1. Isi Hadis ini membimbing kepada kita agar selalu berpikir kritis atau berpikir positif (positive thinking), yakni memikirkan tentang ciptaan Allah Swt. Maksudnya, kita digalakkan untuk berpikir, meneliti dan mengkaji segala hal yang terkait dengan makhluk ciptaan-Nya, tetapi dilarang memikirkan Dzat-Nya.
  2. Terlarang memikirkan Dzat Allah Swt. itu disebabkan: jika dipikir Dzat Allah, pasti akal dan segala potensi yang dimiliki manusia tidak mampu mencapainya. Sebagaimana Rasulullah Saw. menuntun kita dalam menggunakan akal dan kalbu yang dipikirkan hanya makhluk-Nya saja, agar tidak sesat pikir, yang akhirnya menjadi sesat jalan.
  3. Harus menjadi kesadaran bersama, bahwa berilmu, yang awalnya dimulai dari proses berpikir, obyeknya hanya di seputar makhluk dan alam semesta, termasuk dirinya sendiri. Jangan sampai melampaui kapasitas akal, yakni berpikir tentang Dzat Allah Swt.
  4. Berpikir itu ada batasnya, tidak sebebas-bebasnya. Ada batas yang tidak boleh dilalui dan harus berhenti, karena jika tidak, manusia sendiri yang mengalami kebingungan dan kekacauan dalam hidupnya. Ini tentu tidak dikehendaki, karena penggunaan akal pikiran dan akal budi, bermuara kepada semakin dekatnya kepada Allah Swt., bukan malah menjauh dari-Nya.

 

3. Telaah Q.S. ar-Rahmān/55: 33 tentang Mencintai Iptek

Mengartikan Perkata


Menerjemahkan Ayat

Artinya: Wahai golongan jin dan manusia! Jika kalian sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kalian tidak akan mampu menembusnya, kecuali dengan kekuatan (dari Allah) (Q.S. ar-Rahmān/55: 33).

 

Isi dan Kandungan Ayat

Berikut ini, kandungan isi Q.S. ar-Rahmān/55: 33:

  1. Allah Swt. mengancam kepada jin dan manusia, bahwa kelak di akhirat mereka tidak bisa mengelak akan pertanggung jawaban dari semua nikmat yang sudah diberikan. Meskipun mereka berusaha lari ke segala penjuru langit dan bumi, Sementara langit dan bumi serta alam semesta ini dimiliki dan berada dalam kekuasaan Allah Swt. Jika tidak percaya, silakan menembus dan melintasi ke semua penjuru alam raya ini, pasti mereka tidak mampu melakukan.
  2. Jika saat ini muncul kelompok manusia yang mampu melintasi beberapa planet di angkasa dengan kekuatan dan ilmu yang didapat, itu hanya seberapa, tidak sebanding dengan luasnya alam semesta, dan harus diingat agar menjadi kesadaran bersama, bahwa kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) harus semakin menumbuhkan kesadaran keimanan kepada Allah Swt. Itu artinya, semakin luas dan dalamnya ilmu yang dimiliki, hidupnya harus semakin dekat kepada-Nya, bahwa semuanya merupakan nikmat yang pasti akan diminta pertanggung jawaban.
  3. Didahulukan penyebutan jin baru manusia, karena jin lebih memiliki kemampuan menembus luar angkasa, begitu juga perannya di bumi, meski lebih terbatas (Q.S. Jin/72: 9). Sebaliknya, saat Allah Swt. memberi tantangan untuk membuat semisal Al-Qur’an (Q.S al-Isrā’: 88), penyebutan manusia lebih didahulukan dibanding jin. Hal ini disebabkan kemampuan manusia lebih tinggi dibanding jin, apalagi yang paling ingkar menolak Al-Qur’an adalah jenis manusia.
  4. Sebagian ulama menjadikan ayat ini sebagai isyarat ilmiah bahwa kekuatan dan penguasaan ilmu menjadi hal yang mutlak dimiliki, jika ingin menjadi umat, golongan atau kelompok yang sukses merengkuh dunia, apalagi akhirat, dan Islam sangat menekankan tentang ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Seperi yang kita dapati sekarang ini, bahwa peradaban maju, pasti berbasis kepada ilmu, termasuk negara-negara maju, disebabkan kemampuan dan kemajuan di bidang ipteknya.
  5. Harus dipahami bahwa majunya sebuah negara (sebut saja Singapura, Korea, Jepang, termasuk beberapa negara Eropa dan Amerika) disebabkan besarnya investasi pada kualitas manusia (sering disebut SDM), termasuk keberhasilan menjelajahi ruang angkasa. Itu semua membutuhkan dana yang tidak sedikit, termasuk kerjasama di pelbagai disiplin ilmu, bahkan antar negara, misalnya ilmu astronomi, teknik, matematika, seni, geologi dan lain-lain.

 

4. Telaah Hadis dan Penjelasan lain tentang Berpikir Kritis

Teks Hadis


Makna Kata Hadis


Isi Kandungan Hadis

  1. Hadis ini membicarakan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan yang terkumpul dalam diri pada ulama. Menjadi ulama bukan hal mudah, seperti terlihat dari kisah para ulama saat menuntut ilmu, misalnya Imam al-Ghazali, Imam al-Bukhari, Imam an-Nawawi, dan Buya Hamka setelah mencurahkan segala tenaga, pikiran, waktu dan meghadapi pelbagai cobaan dan rintangan dalam menutut ilmu. Mereka semua menjadi ulama yang produktif dalam berkarya, sehingga karya-karya mereka menginspirasi dan dapat dibaca, diteliti dan ditelusuri isi kandungannya, sehingga generasi saat ini, bahkan generasi mendatang masih dapat mengambil manfaatnya.
  2. Rentang sejarah para ulama dari satu generasi ke generasi selanjutnya, baik dari buah karyanya maupun kisah (biografi) hidupnya, masih dapat diambil menjadi teladan, contoh, dan pelajaran tentang bagaimana cara mereka mencari ilmu dengan sungguh-sungguh, penuh keikhlasan dan kesabaran, olah batin yang dijalani, sehingga ilmu para ulama dapat memberi manfaat sampai saat ini.
  3. Sekarang ini, kita rasakan semakin sedikit ulama akibat diwafatkan oleh Allah Swt. Sehingga kita kehilangan ilmu yang dimiliki sang ulama, dan berpengaruh terhadap kehidupan kita. Hal ini terbukti saat ini kita semakin susah menemukan teladan yang dapat dicontoh, akibatnya problematika dunia saat ini semakin banyak dan susah dicari solusinya.
  4. Wafatnya para ulama berpengaruh juga kepada tokoh-tokoh yang muncul di seputar kehidupan kita, sosoknya kelihatan lebih pintar, hebat dan meyakinkan, namun jika ditelaah secara mendalam dari sudut pandang kebenaran, tenyata menipu dan membodohi kita. Itulah pentingnya kita harus pandai-pandai memilih guru, sehingga ilmu yang didapat dapat membentengi kita dari jalan yang keliru dan menyesatkan.
  5. Coba amati dengan seksama, kehidupan di sekeliling kita, ada tokoh masyarakat, bahkan agamawan yang terkenal, sangat populer bagi sebagian masyarakat dengan nasihat dan gaya panggungnya sangat meyakinkan, tetapi tidak lama kemudian ditangkap polisi, karena melanggar aturan hukum yang berlaku. Misalnya, mengaku sebagai ‘nabi’ akhir zaman (nabi palsu); berbuat asusila yang disembunyikan, padahal di antara mereka itu, banyak juga pengikutnya.
  6. Rajin, cinta, dan semangat kepada ilmu itu mutlak, tetapi penting sekali melakukan seleksi ilmu dan guru, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, akibat kebodohan (minim ilmu) diri, atau dibodohi pihak lain, namun tanpa sadar, bahwa kita sebenarnya sedang ditipu, baik di bidang duniawi, dan lebih parah lagi, jika itu berurusan dengan masalah ukhrawi.

 

Itulah ringkasan/rangkuman materi Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas 11 SMA/SMK Semester 1 Bab 1 “Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek” yang akan dipelajari pada kurikulum merdeka.

Bagi anda yang ingin mengetahui materi keseluruhan secara lengkap, maka anda bisa mendapatkannya pada buku teks pelajaran PAI Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum merdeka, yang akan admin bagikan filenya pada judul di bawah ini :

 

  • Buku Guru & Siswa PAI Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka – (DISINI)

 

Demikianlah informasi yang bisa admin kherysuryawan bagikan melalui artikel ini, semoga ringkasan/rangkuman materi PAI Kelas 11 SMA/SMK Semester 1 Bab 1 dengan judul  “Membiasakan Berpikir Kritis dan Semangat Mencintai Iptek” yang akan dipelajari pada kurikulum merdeka ini dapat menjadi bahan belajar yang bermanfaat bagi siswa maupun bagi guru yang membutuhkannya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel