Rangkuman Materi Prakarya Kelas 10 Bab 2 Semester 1

Kherysuryawan.id – Materi prakarya kelas 10 BAB 2 "Wirausaha Produk Teknologi Transportasi dan Logistik"

Sahabat pendidikan, pada postingan kali ini saya akan memberikan dan menyajikan ringkasan materi prakarya yang akan di pelajari pada kelas 10 tepatnya materi yang terdapat di bab 2 semester 1.

 


Adapun ringkasan materi prakarya yang akan di sajikan pada postingan ini yaitu bersumber dari materi yang terdapat pada buku siswa prakarya kelas 10 edisi revisi terbaru kurikulum 2013. Bagi anda yang ingin memiliki ringkasan atau ingin melihat ringkasan materi prakarya kelas 10 khususnya pada pembelajaran bab 2 tentang Wirausaha Produk Teknologi Transportasi dan Logistik maka anda bisa melihatnya pada artikel ini.


Sebagai informasi berikut ini jenis materi yang akan di pelajari pada mata pelajaran prakarya kelas 10 Bab 2 semester 1 :

A. Karakteristik Kewirausahaan

B. Perencanaan Usaha Produk Teknologi Transportasi dan Logistik

C. Perancangan dan Produksi Produk Teknologi Transportasi dan Logistik

D. Penghitungan Biaya Produksi Produk Teknologi Transportasi dan Logistik

E. Pemasaran Langsung Produk Teknologi Transportasi dan Logistik

 

Dalam pembelajaran prakarya kelas 10 bab 2 ada beberapa tujuan pembelajaran yang diharapkan bisa dicapai oleh para peserta didik yang akan mempelajarinya. Adapun tujuan pembelajaran yang dimaksud yaitu sebagai berikut :

 

Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu:

-     Mendesain, membuat dan mengemas produk teknologi transportasi dan logistik berdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkarya.

-     Mempresentasikan dan memasarkan produk teknologi transportasi dan logistik dengan perilaku jujur dan percaya diri.

-     Melakukan evaluasi pembelajaran wirausaha produk teknologi transportasi dan logistik.

 

Baiklah setelah memahami tujuan yang harus dicapai pada pembelajaran prakarya kelas 10 BAB 2 semester 1 diatas, maka berikut ini ringkasan materi prakarya yang akan disajikan dibawah ini :

 

Bab 2. Wirausaha Produk Teknologi Transportasi dan Logistik

A. Karakteristik Kewirausahaan

Wirausaha, menurut asal katanya, terdiri atas kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Pengertian wirausaha, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun kegiatan untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.

 

Sifat-sifat seorang wirausahawan seperti berikut.

1. Percaya diri

2. Berorientasikan tugas dan hasil

3. Berani mengambil risiko

4. Kepemimpinan

5. Keorisinalitas/Keaslian

6. Berorientasi ke masa depan

 

Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha

Memulai sesuatu yang baru pasti tidak mudah. Oleh karena itu seorang wirausahawan harus berani mencoba dan mengambil risiko. Gagal dalam melakukan suatu hal adalah bagian dari proses untuk menuju kesuksesan. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.

 

B. Perencanaan Usaha Produk Teknologi Transportasi dan Logistik

Transportasi adalah proses perpindahan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Pada masa awal peradaban, manusia menggunakan cara paling sederhana untuk transportasi jarak jauh. Manusia menggunakan kemampuan tubuhnya untuk berpindah maupun memindahkan barang, yaitu dengan berjalan kaki serta menjinjing dan memikul barang bawaan di bahunya.

 

Transportasi secara prinsip adalah proses perpindahan orang atau barang. Perpindahan dapat menempuh jarak yang dekat, sedang maupun jauh. Contoh-contoh alat transportasi yang telah dibahas adalah perpindahan untuk jarak yang jauh, seperti dari tempat berburu ke tempat tinggal, dari satu kota ke kota lain maupun dari satu negara ke negara lain.

 

Perpindahan objek pada prinsipnya melibatkan beberapa unsur: objek yang akan dipindahkan, wadah atau tempat objek berada, medan yang dilalui, sistem, sumber tenaga yang menggerakkan perpindahan tersebut serta pengendali perpindahan tersebut.

 

C. Perancangan dan Produksi Produk Teknologi Transportasi dan Logistik

Perancangan Produk Teknologi Transportasi dan Logistik

Proses perancangan produk diawali dengan identifikasi masalah, pencarian ide solusi, dilanjutkan dengan pembuatan gambar atau sketsa ide. Ide terbaik kemudian dikembangkan menjadi produk rekayasa yang akan dibuat, dilanjutkan dengan persiapan produksi dan proses produksi. Produksi adalah membuat produk hasil rekayasa sehingga siap dijual.

 

1. Identifikasi Masalah

Perancangan produk bertujuan untuk menemukan solusi dari sebuah permasalahan, dalam hal ini permasalahan transportasi dan logistik. Proses perancangan diawali dengan mengidentifikasi permasalahan transportasi atau logistik yang ada di sekitar kita. Salah satu contoh masalah transportasi yang sederhana,

-     Konsumen membeli 4 buah jus buah dalam gelas plastik dan akan membawanya ke rumah. Bagaimana agar konsumen dapat membawa dengan nyaman dan jus buah dalam gelas tidak tumpah?

-     Sebuah usaha katering harus membawa 100 buah piring makan dan 100 pasang sendok garpu untuk sebuah pesta kebun atau pesta di lapangan rumput. Bagaimana agar piring-piring dapat dibawa dengan aman ke lokasi pesta yang tidak memungkinkan dijangkau mobil?

 

2. Mencari Solusi dengan Curah Pendapat

Langkah selanjutnya adalah mencari ide sebagai solusi dari masalah tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah melalui curah pendapat (brainstorming) yang dilakukan dalam kelompok. Pada proses brainstorming ini, setiap anggota kelompok harus membebaskan diri untuk menghasilkan ide-ide yang beragam dan sebanyak-banyaknya. Beri kesempatan juga untuk munculnya ide-ide yang tidak masuk akal sekalipun.Tuangkan ide-ide tersebut ke dalam sketsa. Kunci sukses dari tahap brainstorming dalam kelompok adalah jangan ada perasaan takut salah, setiap orang berhak mengeluarkan pendapat, saling menghargai pendapat teman, boleh memberikan ide yang merupakan perkembangan dari ide sebelumnya, dan jangan lupa mencatat setiap ide yang muncul. Ide meliputi bentuk dan ukuran wadah atau tempat barang, sumber tenaga dan kendali yang digunakan, sistem mekanik yang dapat digunakan dan lain-lain.

 

3. Rasionalisasi

Rasionalisasi adalah proses mengevaluasi ide-ide yang muncul dengan pertimbangan-pertimbangan teknis, di antaranya bagaimana cara menggunakan produk tersebut, apakah bahan dan teknik yang ada sudah tepat untuk mewujudkannya? Apakah memungkinkan untuk diproduksi dengan teknik produksi yang ada saat ini? Bagaimana proporsi dan ukuran yang sesuai untuk produk tersebut agar mudah digunakan oleh manusia? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.

 

Perhatikan sketsa-sketsa yang telah dibuat. Pilih ide-ide yang dianggap baik dan potensial untuk memecahkan masalah transportasi atau logistik. Kembangkan ide-ide ini dengan rasional, dan tuangkan ke dalam sketsa[1]sketsa selanjutnya.

 

4. Prototyping atau Membuat Studi Model

Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format dua dimensi. Artinya, hanya digambarkan pada bidang datar. Produk teknologi transportasi dan logistik yang akan dibuat adalah berbentuk tiga dimensi. Maka, studi bentuk selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi yaitu dengan studi model. Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material sebenarnya. Material sebenarnya adalah material yang akan digunakan pada produk teknologi yang akan dibuat. Alat bantu yang dapat digunakan dalam pembuatan studi model adalah gunting, cutter, lem, selotip (alat pemotong dan bahan perekat).

 

5. Penentuan Desain Akhir

Penetapan desain akhir dapat dilakukan melalui diskusi atau evaluasi. Proses evaluasi menghasilkan umpan balik yang bermanfaat dalam menentukan desain akhir yang terpilih.

 

Produksi Produk Teknologi Transportasi dan Logistik

Tahapan produksi secara umum terbagi atas pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing. Tahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan atau material agar siap dibentuk.

 

Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses pembentukan. Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material dan bentuk produk yang akan dibuat.

 

Tahap berikutnya adalah perakitan dan finishing. Sebuah produk pada umumnya terdiri dari beberapa bagian, misalnya bagian rangka, bagian dinding dan roda.Perakitan adalah menggabungkan bagian-bagian dari sebuah produk.

 

Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk tersebut dimasukan ke dalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan/atau pelapisan permukaan.

 

Kemasan Produk Transportasi dan Logistik

Kemasan untuk produk teknologi berfungsi untuk melindungi produk kerusakan serta memberikan kemudahan membawa dari lokasi produksi hingga sampai ke konsumen. Kemasan juga berfungsi untuk menambah daya tarik, dan sebagai identitas atau brand dari produk tersebut. Fungsi kemasan didukung oleh pemilihan material, bentuk, warna, teks dan grafis yang tepat. Material yang digunakan untuk membuat kemasan beragam bergantung dari produk yang akan dikemas. Produk yang mudah rusak harus menggunakan kemasan yang memiliki material berstruktur. Pemilihan material juga disesuaikan dengan identitas atau brand dari produk tersebut. Daya tarik dan identitas, selain ditampilkan oleh material kemasan, juga dapat ditampilkan melalui bentuk, warna, teks dan grafis. Pengemasan dapat dilengkapi dengan label yang memberikan informasi teknis maupun memperkuat identitas atau brand.

 

Kemasan produk rekayasa berfungsi melindungi produk dari debu dan kotoran serta memberikan kemudahan distribusi. Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan primer. Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk. Kemasan untuk distribusi disebut kemasan tersier.

 

D. Penghitungan Biaya Produksi Produk Teknologi Transportasi dan Logistik

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk terjadinya produksi barang. Unsur biaya produksi adalahbiaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah biaya listrik, bahan bakar minyak, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi. Biaya pembelian bahan bakar minyak, sabun pembersih untuk membersihkan bahan baku, benang, jarum, lem dan bahan bahan lainnya dapat dimasukkan ke dalam biaya overhead. Metode penghitungan biaya produksi adalah seperti pada tabel di bawah ini


 

E. Pemasaran Langsung Produk Teknologi Transportasi dan Logistik

Pemasaran langsung adalah promosi dan penjualan yang dilakukan langsung kepada konsumen tanpa melalui toko. Penjualan langsung merupakan hasil dari promosi langsung yang dilakukan oleh penjual terhadap pembeli. Pemasaran dapat dilakukan dengan promosi dan demo penggunaan produk kepada calon konsumen.

 

Sistem penjualan langsung dapat berupa penjualan satu tingkat (single[1]level marketing) atau multitingkat (multi-level marketing). Penjualan satu tingkat merupakan cara yang paling sederhana untuk menjual produk secara langsung. Wirausahawan langsung memasarkan dan menjual kepada konsumen tanpa membutuhkan toko atau pramuniaga.

 

Produsen selain menjual produknya sendiri, dapat membentuk kelompok penjual yang akan memasarkan dan menjualkan produknya secara langsung kepada konsumen. Kelompok penjual dapat terdiri dari beberapa tingkatan. Sistem dengan beberapa tingkat kelompok penjual, disebut dengan multi[1]level marketing Produk Perusahaan memiliki usaha di bidang penjualan langsung(direct selling) baik yang menggunakan single level maupun multi[1]level marketing wajib memiliki Surat Ijin Usaha Penjualan langsung yang dikeluarkan oleh BKPM sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan no. 32 Tahun 2008.

 

Demikianlah ringkasan materi prakarya kelas 10 BAB 2 yang bisa saya bagikan pada kesempatan kali ini, semoga ringkasan materi yang telah disajikan diatas bisa membantu para pendidik maupun peserta didik yang akan belajar prakarya.

Sekian dan Terimakasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel