Rangkuman Prakarya Kelas 12 BAB 4 Semester 1

Kherysuryawan.id – Ringkasan materi prakarya dan kewirausahaan kelas 12 BAB 4 semester 1 "wirausaha pengolahan makanan khas daerah yang dimodifikasi".

Sahabat pendidikan, selamat berjumpa kembai pada postingan pembelajaran khususnya pada pembelajaran prakarya dan kewirausahaan untuk jenjang SMA. Kita ketahui Bersama bahwa mulai dari jenjang SMP hingga SMA mata pelajaran prakarya menjadi salah satu pelajaran yang wajib untuk di pelajari oleh siswa.

 


Melalui pelajaran PKWU maka siswa akan dilatih untuk mengenal keragaman teknik untuk menghasilkan produk kerajinan, produk rekayasa, produk budi daya, dan produk pengolahan. Teknik yang dilatihkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan potensi dan kearifan lokal yang khas di daerah masing-masing. Peserta didik akan dengan kreatif dan terampil mengembangkan potensi khas daerah. Produk-produk tersebut berpotensi memiliki nilai ekonomi melalui wirausaha.

 

Pada pembelajaran prakarya dan kewirausahaan (PKWU) ada 4 jenis aspek yang akan menjadi materi inti bagi siswa yang akan mempelajarinya, diantaranya yaitu sebagai berikut :

1.      Kerajinan

2.      Rekayasa

3.      Budi daya

4.      Pengolahan

 

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang materi prakarya yang ada pada kelas 12 semester 1 khususnya pada BAB 4.

Adapun materi yang akan di pelajari pada mata pelajaran Prakarya kelas 12 BAB 4 ini yaitu sebagai berikut :

A. Perencanaan Usaha Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi

B. Sistem Pengolahan Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi

C. Penghitungan Harga Jual Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi

D. Penentuan Media Promosi Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi

E. Analisis Sistem Konsinyasi yang Dimodifi kasi

 

Melalui postingan ini kherysuryawan.id akan memberikan rangkuman materi atau ringkasan materi PKWU kelas 12 BAB 4 semester 1. Bagi para guru dan siswa yang sekiranya sedang membutuhkan rangkuman atau ringkasan materi prakarya dan kewirausahaan kelas 12 SMA Semester 1 pada bab 4 maka melalui artikel ini anda bisa memiliki materinya yang telah di rangkum sedemikian rupa dengan tujuan untuk lebih memudahkan para guru maupun siswa yang akan menggunakannya sebagai bahan belajar.

 

Adapun rangkuman materi prakarya kelas 12 bab 4 semester 1 ini bersumber dari buku siswa prakarya dan kewirausahaan kelas 12 kurikulum 2013 edisi revisi terbaru. Bagi anda yang sedang membutuhkan rangkuman materi ini kiranya bisa memanfaatkannya untuk bahan pembelajaran sehingga bisa lebih mudah dalam memahami materi yang ada pada pembelajaran prakarya di semester 1 ini.

 

Perlu di ketahui bahwa bagi para peserta didik yang akan mempelajari materi prakarya ini maka Pada pembelajaran PKWU kelas 12 bab 4 semester 1 ini ada beberapa tujuan pembelajaran yang diharapkan untuk bisa dicapi oleh peserta didik, diantaranya yaitu sebagai berikut ;

 

Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran ini :

1.  Mendesain dan membuat produk khas daerahnya masing-masing, meliputi: model/teknik pengolahan, kemasan dan pelabelan, perhitungan biaya, media promosi, sistem penjualan yang digunakan.

2.  Mempresentasikan:

- peluang dan perencanaan usaha sesuai pilihan makanan khas daerah yang dipilihnya dengan perilaku jujur dan percaya diri.

- pengembangan bisnis, meliputi teknik pengolahan, kemasan, promosi dan pemasaran, sesuai dengan produk yang dipilihnya.

3.  Menyajikan simulasi wirausaha pengolahan makanan khas daerah berdasarkan analisis pengelolaan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar.

 

Baiklah bagi anda bapak dan ibu guru ataupun para peserta didik yang sedang membutuhkan rangkuman materi prakarya dan kewirausahaan kelas 12 SMA BAB 4 semester 1,  maka berikut ini ringkasan materinya :

 

Bab IV. Wirausaha Pengolahan Makanan Khas 

Daerah yang Dimodifikasi


A. Perencanaan Usaha Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi

Sejak dahulu kala, Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan, yang sangat majemuk, terdiri atas berbagai suku bangsa, bahasa, dan budaya. Keberagaman ini sangat berkorelasi positif dengan keberagaman makanan tradisionalnya.

 

Ikon Kuliner Indonesia saat ini diwakili oleh 30 jenis makanan khas Indonesia. Makanan ini terdiri atas makanan pembuka, makanan utama, dan makanan penutup yang dipilih dari seluruh Nusantara. Makanan ini menjadi hidangan yang wajib disajikan pada acara internasional. Pengenalan Ikon Kuliner Indonesia kepada dunia internasional, tidak hanya dari resep dan rasa masakannya, melainkan cara penyajian, serta sejarah, fi losofi dan ceritacerita yang berkaitan dengan makanan tersebut. Makanan khas Indonesia akan menjadi daya tarik pariwisata daerah bagi wisatawan lokal maupun dari mancanegara untuk datang ke daerah-daerah di Nusantara.

 

Potensi daerah yang kaya dan dukungan serta peluang pasar membuat makanan khas daerah menjadi pilihan potensial yang ditekuni untuk wirausaha. Pengembangan makanan khas daerah selain dapat membuka peluang usaha yang cukup besar, juga otomatis dapat memperluas lapangan pekerjaan, peningkatan penghasilan dan kesempatan berusaha masyarakat, khususnya di daerah, sehingga akan mendorong dan menumbuhkan perekonomian masyarakat daerah.

 

Berbagai jenis wirausaha bisa menjadi alternatif dalam pemilihan ide, bagi calon wirausahawan. Jenis wirausaha ini disesuaikan dengan banyak hal, baik keahlian, minat dan kesukaan, maupun berdasarkan ketersediaan bahan baku yang ada disekitarnya, dan peluang yang ada. Persoalan mencari ide wirausaha seringkali menjadi masalah utama bagi calon wirausahawan.

Intinya, ide wirausaha dapat dipilih dari upaya pemenuhan apa yang dibutuhkan manusia, mulai dari kebutuhan primer, sekunder, dan kebutuhan akan barang mewah.

 

Kewirausahaan bidang makanan olahan bisa menjadi ide alternatif yang sangat menjanjikan. Ada pesan moral dan motivasi yang sangat kuat dan melekat dari seorang dosen kewirausahaan senior di Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Ir. Soesarsono Wijandi, M.Sc. (Alm) yaitu : “Selama manusia masih makan, maka bisnis makanan dan minuman tidak akan pernah mati.”

 

Indonesia adalah negara yang sangat majemuk, beragam daerah dengan beragam budaya, juga beragam makanan khas daerahnya. Hampir di setiap daerah mempunyai makanan khas, misalnya Medan dengan bika ambon dan sirup markisa, Padang dengan dadih dan rendang, Sukabumi terkenal dengan mochi, Yogyakarta dengan bakpia. Hal ini menjadi khasanah kekayaan tersendiri, yang menjadikan peluang untuk dijadikan ide dalam pemilihan bidang wirausaha yang akan diambil. Persaingan bisnis makanan khas daerah juga tidak akan terlalu berat, karena tidak setiap orang dan semua daerah dapat melakukan hal yang sama, dikarenakan produknya yang spesifik.

 

B. Sistem Pengolahan Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi

Produk makanan khas daerah terdiri atas makanan dan minuman khas daerah. Makanan dapat dibagi menjadi makanan kering dan makanan basah. Produk makanan dapat juga dikelompokan menjadi makanan jadi dan makanan setengah jadi. Makanan jadi adalah makanan yang dapat langsung disajikan dan dimakan. Makanan setengah jadi membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan dimakan. Makanan kering khas daerah yang dapat langsung dimakan contohnya keripik balado dari daerah Sumatera Barat dan kuku macan dari Kalimantan Timur. Makanan kering khas daerah yang tidak dapat langsung dimakan misalnya kerupuk udang Sidoarjo dan dendeng sapi Aceh. Sedangkan menurut bahan bakunya, makanan khas daerah dikelompokkan pada makanan khas daerah yang berbahan nabati dan yang berbahan hewani.



 

1. Produk Makanan Hewani Khas Daerah

Makanan khas daerah hewani adalah makanan khas daerah yang bahan baku utamanya berasal dari bahan hewani, seperti ayam, daging sapi, ikan, telur, dan sejenisnya. Beberapa contoh produk makanan khas daerah hewani yang ada di Indonesia misalnya telur asin, dadih, dan rendang. Ketiga produk ini sudah cukup dikenal di Indonesia, dan masih bisa terus dikembangkan, baik mutu produknya maupun kemasannya.

 

2. Produk Makanan Nabati Khas Daerah

Makanan khas daerah nabati adalah makanan khas daerah yang bahan baku utamanya berasal dari bahan nabati, seperti dari sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, kacang-kacangan, dan sejenisnya. Produk makanan nabati khas daerah jumlahnya sangat banyak di Indonesia, hampir di setiap daerah mempunyai banyak makanan khas daerah yang berbahan baku nabati. Beberapa contoh produk makanan khas daerah hewani yang ada di Indonesia, misalnya asinan, fruit leather (kulit buah) dan mochi. Ketiga produk ini juga sudah cukup dikenal di Indonesia, tetapi inovasi terhadap produk ini masih bisa terus dilakukan, baik inovasi produk maupun kemasannya.

 

C. Perhitungan Harga Jual Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi

Tahap awal berwirausaha diperlukan suatu Perencanaan Wirausaha atau Business Plan. Perencanaan Wirausaha berisi tahapan yang harus dilakukan dalam menjalankan suatu usaha. Dalam mempersiapkan pendirian usaha, seorang calon wirausaha akan lebih baik dengan pembuatan perencanaan terlebih dahulu. Mengapa calon wirausaha harus membuat perencanaan usaha? Oleh karena perencanaan usaha merupakan alat yang paling ampuh untuk menentukan prioritas, mengukur kemampuan, mengukur keberhasilan, dan kegagalan usaha.

 

Perencanaan pendirian usaha akan memberikan uraian tentang langkahlangkah apa saja yang harus diambil, agar sesuai sasaran, baik berupa target, petunjuk pelaksanaan, jadwal waktu, strategi, taktik, program biaya, dan kebijaksanaan. Perencanaan pendirian usaha yang dibuat secara tertulis merupakan perangkat yang tepat untuk mengendalikan usaha agar fokus pelaksanaan usahanya tidak menyimpang.

 

Beberapa hal yang harus dipersiapkan saat akan mendirikan usaha, yaitu mencakup :

(i) Nama perusahaan,

(ii) Lokasi perusahaan,

(iii) Jenis Usaha,

(iv) Perijinan usaha,

(v) Sumber Daya Manusia (SDM),

(vi) Aspek Produksi, dan

(vii) Aspek Pemasaran.

 

D. Penentuan Media Promosi Makanan Khas Daerah

Pemasaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mencapai tujuan usaha dalam rangka mendapatkan laba yang direncanakan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menjalankan kegiatan pemasaran suatu produk antara lain jenis produk, persaingan produk, kebutuhan pasar, tujuan pemasaran dan hal lain yang berhubungan dengan produk itu sendiri, seperti: harga jual, kualitas, dan kemasannya.

 

Perlu dilakukan strategi yang tepat untuk menunjang keberhasilan pemasaran produk. Salah satu startegi pemasaran yang bisa digunakan adalah 4P, yaitu Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat) dan Promotion (Promosi).

 

Ada banyak cara untuk memasarkan produk makanan khas daerah, tentu disesuaikan dengan kapasitas produksi yang sudah dibuat, sehingga kita bisa memperkirakan jangkauan pasar yang harus ditembus. Bisa dengan menggunakan tahapan berikut ini:

1. Perkenalan

2. Pertemuan Rutin

3. Pameran/Bazar

4. Media Sosial

5. Penjualan Kreatif

 

E. Analisis Sistem Konsinyasi yang Dimodifikasi

Sistem pemasaran produk sangat beragam, bisa dilakukan dengan penjualan langsung maupun penjualan tidak langsung. Penjualan langsung juga terbagi menjadi beberapa jenis, misalnya penjualan melaluii outlet sendiri, atau sistem penjajaan langsung pada konsumen. Sedangkan penjualan tidak langsung, yaitu penjualan dengan menggunakan perantara dan/atau menggunakan saluran distribusi. Saluran distribusi yang digunakan bisa pendek ataupun panjang, tergantung jenis dan kapasitas produksinya.

 

Pemilihan sistem pemasaran yang tepat, menjadi salah satu penentu keberhasilan dari penerimaan produk tersebut di tangan konsumen. Salah satu sistem yang akan diterapkan pada sistem pemasaran produk makanan khas daerah adalah sistem konsinyasi.

Sistem konsinyasi adalah sistem kerjasama pemasaran, antara pemilik barang (produsen) dengan pemilik warung/toko/outlet (pemasar), atau sering disebut sistem titip jual.

 

Sistem konsinyasi ini tidak rumit, produsen hanya perlu mencari warung/toko/ outlet yang bersedia menerima produknya, dengan membuat kesepakatan kerjasama dengan maksud menitipkan barang dagangan di warung atau toko tersebut. Jika sudah sepakat maka kita hanya perlu memasok barang dagangan, menunggu beberapa hari, dan kembali untuk mengambil bayaran dan mengganti barang dagangan yang sudah lama. Periode penitipan disepakati kedua belah pihak, biasanya rata-rata seminggu.

 

Sistem bisnis ini adalah sistem bisnis yang menguntungkan kedua belah pihak. Bagi produsen yang menitipkan barang dagangannya, hanya perlu menitipkannya saja dan pihak warung/toko/outlet yang akan memasarkan produknya, sedangkan bagi pemilik warung/toko/outlet, mereka untung karena bisa menjual barang dagangan tanpa modal dan mendapatkan hasil keuntungan dari hasil penjualannya tersebut, kalaupun barang rusak atau tidak laku, tidak menjadi tanggung jawab pemiliki warung/toko/outlet.

 

Hubungan kerjasama yang baik dan kepercayaan yang terbentuk dengan sistem ini, lebih menguatkan sistem pemasaran produk makanan khas daerah, karena resiko yang ditimbulkan sangat kecil. Satu sama lain saling mengenal, dan terjalin hubungan simbiosis mutualisme yang cukup baik.

 

Demikianlah rangkuman materi prakarya dan kewirausahaan kelas 12 bab 4 tentang “Wirausaha Pengolahan Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi” yang bisa saya sajikan pada postingan ini, semoga rangkuman atau ringkasan materi ini bisa membantu para guru dan siswa yang akan menggunakannya sebagai bahan pembelajaran baik untuk pembelajaran dirumah maupun di sekolah.

Sekian dan Terimakasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel