Rangkuman Materi PAI Kelas 10 Bab 1 Kurikulum Merdeka

Kherysuryawan.id – Rangkuman materi PAI kelas 10 SMA/SMK Bab 1 “Q.S. al-Maidah/5: 48 tentang Kompetisi dalam Kebaikan” semester 1 kurikulum merdeka.

Halo sahabat kherysuryawan, pada kesempatan kali ini admin akan membantu siswa yang sedang membutuhkan ringkasan atau rangkuman materi pelajaran.

 


Adapun ringkasan/rangkuman materi  yang akan admin bagikan pada kesempatan kali ini ialah materi pendidikan agama islam dan budi pekerti kelas 10 SMA/SMK kurikulum merdeka. Materi yang akan admin sajikan disini yaitu tentang “Q.S. al-Maidah/5: 48 tentang Kompetisi dalam Kebaikan”.

 

Agar siswa dapat lebih dalam memahami materi yang akan di pelajari maka di perlukan sebuah ringkasan materi yang tentunya dengan mempelajari hasil ringkasan materi maka akan dapat memudahkan siswa dalam belajar.

 

Pada mata pelajaran PAI kelas 10 SMA/SMK semester 1 kurikulum merdeka khususnya Bab 1 tentang “Q.S. al-Maidah/5: 48 tentang Kompetisi dalam Kebaikan” ada beberapa sub materi yang akan di pelajari di dalamnya, diantaranya yaitu sebagai berikut :

1. Q.S. al-Maidah/5: 48 tentang Kompetisi dalam Kebaikan

2. Q.S. at-Taubah/9 : 105 tentang Etos Kerja

 

Baiklah untuk anda yang di sekolahnya telah menggunakan kurikulum merdeka dan sedang membutuhkan ringkasan dan rangkuman materi PAI kelas 10 SMA/SMK Bab 1 “Q.S. al-Maidah/5: 48 tentang Kompetisi dalam Kebaikan” maka berikut ini sajian materinya di bawah ini:

 

Bab 1 Meraih Kesuksesan dengan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja

1. Q.S. al-Maidah/5: 48 tentang Kompetisi dalam Kebaikan

a. Membaca Q.S. al-Maidah/5: 48



b. Mengidentifikasi Hukum Bacaan Tajwid Q.S. al-Maidah/5: 48



c. Mengartikan Per Kata Q.S. al-Maidah/5:48



d. Menterjemahkan Ayat Q.S. al-Maidah/5: 48

“Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.” (Q.S. al-Maidah/5: 48)

 

e. Asbabun Nuzul Q.S. al-Maidah/5: 48

Tidak ada sebab khusus yang melatarbelakangi turunnya Q.S. al-Maidah/5: 48. Surat al-Maidah termasuk golongan surat Madaniyah, yakni surat yang turun setelah hijrahnya Nabi. Menurut riwayat Imam Ahmad, surat ini turun saat Nabi Saw. sedang menunggang unta.

Tidak ada sebab khusus yang melatarbelakangi turunnya Q.S. al-Maidah/5: 48. Surat al-Maidah termasuk golongan surat Madaniyah, yakni surat yang turun setelah hijrahnya Nabi. Menurut riwayat Imam Ahmad, surat ini turun saat Nabi Saw. sedang menunggang unta.

 

f. Menelaah Tafsir Q.S. al-Maidah/5: 48

Menurut tafsir al-Misbah, Q.S. al-Maidah/5: 48 mengandung pesan-pesan mulia sebagai berikut:

1.       Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt. dengan haq (kebenaran), yakni haq dalam kandungannya, cara turunnya, maupun yang mengantarnya turun (Jibril a.s.).

2.       Kitab Al-Qur’an berfungsi membenarkan kitab-kitab sebelumnya, yakni Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s., Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s., dan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. Dalam hal ini Al-Qur’an adalah muhaimin terhadap kitab-kitab terdahulu karena ia menjadi saksi atas kebenaran kandungan kitab-kitab terdahulu.

3.       Kitab suci Al-Qur’an juga menjadi pengawas, pemelihara, penjaga kitabkitab terdahulu dan menjadi tolok ukur kebenaran terhadapnya, serta menjadi saksi untuk keabsahannya. Dalam kedudukannya sebagai pemelihara, Al-Qur’an memelihara dan mengukuhkan prinsip ajaran Ilahi yang bersifat universal (kully) dan mengandung kemaslahatan abadi bagi umat manusia sepanjang masa.

4.       Allah Swt. memerintahkan agar menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Hendaklah orang beriman memutuskan perkara berdasarkan kitab suci Al-Qur’an dan tidak boleh bertentangan dengannya. Bahkan dalam Q.S. al-Maidah/5: 3 dinyatakan bahwa agama Islam telah sempurna, nikmat yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada kaum muslimin sudah sempurna, dan Allah Swt. telah meridai Islam sebagai jalan kehidupan semua manusia. Maka tidak ada lagi alasan untuk meninggalkan sebagian ajarannya untuk berpindah pada ajaran lain.

5.       Tiap-tiap umat memiliki aturan (syariat) yang akan menuntunnya menuju kebahagiaan abadi. Allah Swt. juga mengkaruniakan jalan terang (manhaj) yang dilalui oleh manusia dalam menjalankan aturan beragama.

6.       Allah Swt. telah menjadikan syariat Nabi Muhammad Saw. sebagai penyempurna syariat para nabi terdahulu serta membatalkan syariat sebelumnya. Seandainya Allah Swt. menghendaki, niscaya umat Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s., dan umat Nabi Muhammad Saw. akan dijadikan satu umat saja. Tetapi hal ini tidak dikehendaki oleh Allah Swt.

7.       Umat Islam diperintahkan untuk berlomba-lomba dengan sungguhsungguh dalam berbuat kebaikan dan menghindari perdebatan yang tidak perlu hingga menghabiskan waktu sia-sia. Allah Swt. telah menetapkan berbagai macam syariat untuk menguji siapakah di antara hamba-Nya yang taat dan durhaka. Bagi yang taat akan memperoleh pahala, sedangkan siksa bagi seseorang yang durhaka. Sesungguhnya semua manusia akan kembali kepada Allah Swt. dan akan diberitahukan apa yang telah diperselisihkan. Hal yang diperselisihkan ini adalah tentang kehidupan akhirat. Orang-orang kafir tidak percaya adanya akhirat. Karenanya mereka akan diberitahu dan mendapatkan balasan atas perbuatan mereka, yakni dimasukkan ke dalam api neraka. Sedangkan bagi orang mukmin yang beramal shalih, akan mendapatkan balasan surga.

 

2. Q.S. at-Taubah/9 : 105 tentang Etos Kerja

a. Membaca Q.S. at-Taubah/9 : 105



b. Mengidentifikasi Hukum Bacaan Tajwid Q.S. at-Taubah/9 : 105



c. Mengartikan Per Kata Q.S. at-Taubah/9 : 105



d. Menterjemahkan Ayat Q.S. at-Taubah/9: 105

“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. at-Taubah/9: 105)

 

e. Asbabun Nuzul Q.S. at-Taubah/9: 105

Tidak ada sebab khusus yang melatarbelakangi turunnya Q.S. at-Taubah/9: 105 ini. Perlu diketahui bahwa ayat 105 terkait dengan ayat sebelumnya, yakni ayat 102-104. Pada ayat 102-104, Allah Swt. menganjurkan bertaubat dan melakukan kegiatan nyata, antara lain membayar zakat dan bersedekah. Pada ayat 105, Allah Swt. memerintahkan untuk melakukan beragam aktivitas lain, baik yang nyata maupun tersembunyi. Menurut kitab Lubabun Nuqul fii Asbaabin Nuzul Seusai berperang, Rasulullah Saw. bertanya: “siapakah orang-orang yang terikat di tiang ini?”, ada seseorang menjawab: “mereka adalah Abu Lubabah dan teman-temannya yang tidak ikut berperang. Mereka bersumpah tidak akan melepaskan ikatan tersebut, kecuali Rasulullah sendiri yang melepaskannya”. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda: “aku tidak akan melepaskan mereka kecuali jika diperintahkan oleh Allah Swt.” Karenanya Allah Swt. menurunkan Q.S. at-Taubah/9: 102, kemudian Rasulullah Saw. melepaskan dan memaafkan mereka.

 

f. Menelaah Tafsir Q.S. at-Taubah/9: 105

Menurut tafsir al-Misbah, ayat ini mendorong manusia untuk lebih mawas diri dan mengawasi amal atau pekerjaan mereka.

Selanjutnya simaklah pesan-pesan mulia yang terkandung dalam Q.S atTaubah/9: 105 berikut ini.

1.       Allah Swt. memerintahkan untuk beramal saleh hingga manfaatnya bisa dirasakan oleh diri sendiri maupun masyarakat luas. Amal tersebut harus dilakukan dengan ikhlas karena mengharap rida dari Allah Swt.

2.       Setiap amal akan dilihat oleh Allah Swt., Rasulullah Saw. dan mukminin di akhirat kelak. Lalu akan dibalas sesuai amal tersebut, jika amalnya baik maka mendapat pahala, sebaliknya jika amalnya buruk maka akan dibalas dengan siksa. Karenanya seorang muslim haruslah memperbanyak amal saleh ketika hidup di dunia.

3.       Janganlah merasa amalnya sudah cukup banyak untuk bekal hidup di akhirat. Sifat ini akan menghambat munculnya keinginan untuk beramal saleh lagi. Tumbuhkan inisatif untuk melakukan amal saleh sehingga orang lain ikut tergerak untuk melakukannya. Pahala berlipat akan diberikan oleh Allah Swt. kepada orang yang memberi contoh tanpa mengurangi pahala mereka yang mencontoh.

4.       Setiap manusia akan kembali ke kampung akhirat, dan menerima balasan amal perbuatannya. Seorang mukmin hendaklah jangan larut dengan gemerlap kehidupan duniawi hingga melalaikan akhirat yang kekal abadi.

 

‘Kerja’ dalam bahasa Arab disebut dengan ’amala - ya’malu dan yang seakar dengan kata tersebut. Di dalam Al-Qur’an, kata-kata yang berarti ‘bekerja’ diulang sebanyak 412 kali dan seringkali dihubungkan dengan pekerjaan yang saleh atau amal saleh. Amal saleh yaitu pekerjaan yang membawa kebaikan, baik bagi pelakunya maupun orang lain. Kebaikan tersebut dapat berupa perbaikan ekonomi, kesejahteraan, kesehatan, pendidikan, sosial, spiritual dan sebagainya. Kebaikan tersebut meliputi kebaikan hidup di dunia dan akhirat.

 

Setelah memahami ringkasan materi PAI Kelas 10 SMA/SMK Bab 1 tentang Q.S. al-Maidah/5: 48 tentang Kompetisi dalam Kebaikan, maka berikut ini rangkuman materinya :

1.       Q.S. al-Maidah/5: 48 berisi perintah untuk berlomba dalam kebaikan.

2.       Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt. dengan haq (kebenaran), dan membenarkan kitab-kitab sebelumnya.

3.       Al-Qur’an adalah muhaimin terhadap kitab-kitab terdahulu karena ia menjadi saksi atas kebenaran kandungan kitab-kitab terdahulu.

4.       Al-Qur’an memelihara dan mengukuhkan prinsip ajaran Ilahi yang bersifat universal (kully) dan mengandung kemaslahatan abadi bagi umat manusia sepanjang masa.

5.       Tiap-tiap umat memiliki aturan (syariat) yang akan menuntunnya menuju kebahagiaan abadi.

6.       Allah Swt. telah menjadikan syariat Nabi Muhammad Saw. sebagai penyempurna syariat para nabi terdahulu serta membatalkan sebagian syariat sebelumnya.

7.       Berlomba dalam kebaikan merupakan suatu ajakan kepada orang lain dengan dimulai dari diri sendiri untuk selalu menempuh jalan yang diridai oleh Allah Swt.

8.       Q.S. at-Taubah/9: 105 berisi perintah untuk bekerja keras (etos kerja).

9.        Allah Swt. memerintahkan untuk beramal saleh hingga manfaatnya bisa dirasakan oleh diri sendiri maupun masyarakat luas.

10.   Setiap amal akan dilihat oleh Allah Swt., Rasulullah Saw. dan mukminin di akhirat kelak.

 

Demikianlah informasi mengenai ringkasan/rangkuman materi PAI kelas 10 SMA/SMK kurikulum merdeka khususnya pada materi Bab 1 “Q.S. al-Maidah/5: 48 tentang Kompetisi dalam Kebaikan” yang bisa admin sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga ringkasan/rangkuman materi ini dapat bermanfaat untuk membantu siswa dalam belajar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel