Rangkuman Materi Matematika Kelas 9 SMP BAB 3 Transformasi

Kherysuryawan.id – Ringkasan materi matematika kelas 9 BAB 3 Transformasi yang akan di pelajari pada semester 1.

Sahabat Pendidikan, pada kesempatan kali ini saya akan memberikan materi lengkap yang ada pada mata pelajaran matematika kelas 9 SMP khususnya pada materi BAB 3 tentang transformasi yang akan di pelajari di semester 1.

 

Materi yang akan saya berikan pada kesempatan ini ialah materi matematika kelas 9 BAB 3 Transformasi yang mana materinya sudah diringkas atau dirangkum sehingga akan memudahkan para guru dan siswa yang akan menggunakannya sebagai bahan pembelajaran. Materi ini akan sangat membantu para siswa dalam pelaksanaan pembelajaran baik belajar dirumah ataupun belajar di sekolah.

 

Adapun materi matematika kelas 9 BAB 3 Transformasi ini saya susun sesuai dengan materi aslinya yang terdapat pada buku paket matematika kelas 9 SMP kusikulum 2013 edisi revisi terbaru. Tujuan saya membagikan rangkuman materi matematika kelas 9 BAB 3 Transformasi ini ialah untuk membantu para guru dan siswa dalam mencari bahan pembelajaran matematika yang lebih terperinci namun lengkap.

 

Pada materi matematika kelas 9 BAB 3 Transformasi, materi yang akan di bahas nantinya yaitu ada 4 materi inti, diantaranya ialah :

1.      Pencerminan (Refleksi)

2.      Pergeseran (Translasi)

3.      Rotasi

4.      Dilatasi

 

Semua materi yang telah saya sebutkan diatas sudah semuanya termuat didalam ringkasan atau rangkuman materi matematika kelas 9 BAB 3 yang akan saya sajikan pada postingan ini. Selain anda bisa menikmati rangkuman materi matematika kelas 9 BAB 3 tentang Transformasi disini juga anda bisa memiliki file lengkapnya dalam bentuk PDF yang juga akan saya bagikan sehingga anda bisa menggunakannya sebagai bahan belajar.

 

Baiklah berikut ini sajian ringkasan atau rangkuman materi matematika kelas 9 SMP BAB 3 Transormasi.

 

Bab III Transformasi

1. Pencerminan (Refleksi)

Refleksi atau pencerminan merupakan satu jenis transformasi yang memindahkan setiap titik pada suatu bidang dengan mengggunakan sifat bayangan cermin dari titik-titik yang dipindahkan.

 

Perhatikan gambar di bawah.



Gambar di atas menunjukkan contoh refleksi (pencerminan) bangun datar ABCDE pada garis m. Perhatikan bahwa ruas garis yang menghubungkan titik dan bayangannya tegak lurus terhadap garis m. Garis m disebut garis refleksi untuk ABCDE dan bayangannya A’B’C’D’E’.

 

Karena E terletak pada garis refleksi, titik awal dan bayangannya berada di titik yang sama. Jarak antara A terhadap garis m sama dengan jarak A’ terhadap garis m, begitu pula untuk titik sudut yang lainnya dan bayangannya yang memiliki jarak sama terhadap garis refleksi m.

 

Jika diketahui sebarang titik dengan koordinat (x, y) pada koordinat kartesius, maka koordinat bayangan hasil pencerminannya dapat dilihat pada Tabel  berikut ini :



 

Contoh 1 Pencerminan Terhadap Sumbu-x

Segitiga ABC berkoordinat di A (–1, 1), B (–1, 3), dan C (6, 3). Gambar segitiga ABC dan bayangannya yang direfleksikan terhadap sumbu-x. Bandingkan koordinat titik-titik ABC dengan koordinat bayangannya.

 

Jawaban :



Perhatikan bahwa titik A berada 1 satuan di atas sumbu-x, maka bayangannya adalah A’ yang terletak 1 satuan di bawah sumbu-x. Sedangkan titik B dan C berada pada 3 satuan di atas sumbu-x, maka banyangannya adalah B’ dan C’ yang terletak 3 satuan di bawah sumbu-x. Dengan demikian diperoleh koordinat masing-masing titik dan bayangannya adalah sebagai berikut:

 

A (–1, 1) → A’ (–1, –1)

B (–1, 3) → B’ (–1, –3)

C (6, 3) → C’ (6, –3)

Hubungkan ketiga titik sehingga membentuk segitiga A’B’C’.

 

Contoh 2 Pencerminan Terhadap Garis y = x

Diketahui segi empat ABCD yang memiliki koordinat di A (-1, -1), B (1, 0), C (-1, 2) dan D (-2, 1) direfleksikan terhadap garis y = x. Gambar ABCD dan bayangannya yang direfleksikan terhadap garis y = x. Bandingkan koordinat titik-titik ABCD dengan koordinat bayangannya.



 

Jawaban :

Untuk menentukan bayangan titik-titik segi empat ABCD, perhatikan jarak titik B ke garis y = x. Dari titik B buat garis yang tegak lurus ke garis y = x (disebut garis BB’) kemudian dapatkan titik B’ yang memiliki jarak yang sama besar dengan jarak titik B ke garis y = x. Titik B’merupakan bayangan titik B hasil refleksi terhadap garis y = x. Dengan demikian diperoleh koordinat B’ (0, 1). Gunakan cara yang sama, sehingga diperoleh koordinat bayangan untuk titik-titik yang lainnya sebagai berikut:

 

A (–1, –1) → A’ (–1, –1)

B (1, 0) → B’ (0, 1)

C (–1, 2) → C’ (2, –1)

D (–2, 1) → D’ (1, –2)

Hubungkan keempat titik sehingga membentuk segi empat A’B’C’D’.

 

2. Pergeseran (Translasi)

Translasi merupakan salah satu jenis transformasi yang bertujuan untuk memindahkan semua titik suatu bangun dengan jarak dan arah yang sama.



Translasi pada bidang Kartesius dapat dilukis jika kamu mengetahui arah dan seberapa jauh gambar bergerak secara mendatar dan atau vertikal. Translasi dapat disimbolkan dengan (x, y) → (x + a, y + b).

 

Contoh 1 Koordinat Bayangan Hasil Translasi



Gambar di atas menunjukkan segitiga ABC yang ditranslasikan 4 satuan ke kanan dan 3 satuan ke bawah. Hal ini dapat dinyatakan sebagai (x, y) → (x + 4, y – 3).

 

Koordinat bayangan hasil translasinya sebagai berikut

A (–3, 1) → A’ (–3 + 4, 1 – 3) atau A’ (1, –2)

B (–1, 4) → B’(–1 + 4, 4 – 3) atau B’ (3, 1)

C (–2, –1) → C’ (–2 + 4, –1 – 3) atau

C’ (2, –4)

 

3. Perputaran (Rotasi)

Rotasi merupakan salah satu bentuk transformasi yang memutar setiap titik pada gambar sampai sudut dan arah tertentu terhadap titik yang tetap. Titik tetap ini disebut pusat rotasi. Besarnya sudut dari bayangan benda terhadap posisi awal disebut dengan sudut rotasi.



 

Gambar di bawah ini menunjukkan rotasi bangun ABCD terhadap pusat rotasi, R. Besar sudut ARA’, BRB’, CRC’, dan DRD’ sama. Sebarang titik P pada bangun ABCD memiliki bayangan P’ di A’B’C’D’ sedemikian sehingga besar PRP konstan. Sudut ini disebut sudut rotasi.



Suatu rotasi ditentukan oleh arah rotasi. Jika berlawanan arah dengan arah perputaran jarum jam, maka sudut putarnya positif. Jika searah perputaran jarum jam, maka sudut putarnya negatif. Pada rotasi, bangun awal selalu kongruen dengan bayangannya.

 

Contoh 1 Menggambar Bayangan Segitiga Hasil Rotasi

Tentukan bayangan segitiga JKL dengan koordinat J (1, 2), K (4, 2), dan L (1, –3) pada rotasi 900 berlawanan jarum jam dengan pusat rotasi adalah titik L.

 

Jawaban :



Koordinat bayangannya J’ (–4, –3), K’ (–4, 0), dan L’ (1, –3).

 

Contoh 2 Menggambar Bayangan Trapesium Hasil Rotasi

Tentukan bayangan trapesium WXYZ dengan koordinat W (–4, 2), X (–3, 4), Y (–1, 4) dan Z (–1, 2) pada rotasi 1800 dengan pusat rotasi O (0, 0).

 

Jawaban :



Koordinat bayangannya W’ (4, –2), X’ (3, –4), Y’ (1, –4) dan Z’ (1, –2).

 

4. Dilatasi

Dilatasi terhadap titik pusat merupakan perkalian dari koordinat tiap-tiap titik pada suatu bangun datar dengan faktor skala sebesar k. Faktor skala menentukan apakah suatu dilatasi merupakan pembesaran atau pengecilan. Secara umum dilatasi dari suatu koordinat (x, y) dengan faktor skala k akan menghasilkan koordinat (kx, ky) atau dapat ditulis (x, y) → (kx, ky). Ketika k > 1 maka dilatasi tersebut termasuk ke dalam pembesaran, tetapi jika 0 < k < 1 maka dilatasi tersebut termasuk ke dalam pengecilan. Untuk memperbesar atau memperkecil bangun, letak pusat dilatasi dapat di dalam, di luar, atau pada tepi bangun yang akan didilatasikan.



 

Contoh 1 Dilatasi Pada Segitiga dengan Pusat Dilatasi di Titik Asal

Diketahui segitiga ABC dengan titik sudut masing-masing A (1, 3), B (2, 3), dan C (2, 1). Gambar segitiga ABC dan bayangannya setelah didilatasi dengan faktor skala 3 dengan pusat dilatasi titik awal.

 


Jawaban :


 

Contoh 2 Dilatasi Pada Segi Empat dengan Pusat Dilatasi di Titik Asal



Diketahui segi empat WXYZ dengan titik sudut masing-masing W (–4, –6), X (–4, 8), Y (4, 8) dan Z (4, –6). Gambar segi empat WXYZ dan bayangannya setelah didilatasi dengan faktor skala 0,5 dengan pusat dilatasi titik awal.

 

Jawaban :


 

Contoh 3 Dilatasi Pada Segi Empat dengan Pusat Dilatasi di Titik P

Persegi panjang KLMN berkoordinat di K (2, 0), L (3, 0), M (3, 2) dan N (2, 2). Tentukan koordinat K’L’M’N’yang merupakan bayangan dari persegi panjang KLMN setelah didilatasi dengan pusat dilatasi di titik P (1, 4) dan faktor skala 2.

 

Jawaban :

Langkah 1

Tentukan titik P dan gambar persegi panjang KLMN pada bidang koordinat.

 

Langkah 2

Buat garis dari titik P sehingga PK’= 2PK

PL’ = 2PL, PM’ = 2PM, dan PN’ = 2PN.

Sehingga diperoleh titik-titik koordinat bayangan K, L, M, dan N adalah sebagai berikut.

K’(3, -4), L (5, –4), M (5, 0), dan N’ (3, 0).

 

Langkah 3

Hubungkan titik-titik K’, L’, M’, dan N’ sehingga terbentuk persegi panjang K’L’M’N’.



 

Demikianlah ringkasan materi matematika kelas 9 BAB 3 Transformasi yang bisa saya sajikan pada kesempatan kali ini, dan bagi anda yang ingin melihat materi lengkapnya maka di bawah ini saya akan tampilkan materi lengkapnya sesuai yang ada pada buku paket matematika kelas 9 SMP kurikulum 2013 edisi revisi terbaru.

 

Berikut ini tampilan materi lengkapnya :

 

Dan bagi anda yang ingin memiliki materi lengkap matematika kelas 9 SMP BAB 3 Transformasi yang akan di pelajari pada semester 1 sesuai tampilan diatas, maka anda bisa memiliki filenya dengan cara mendownload filenya yang telah saya sediakan di bawah ini :

 

  • Materi Matematika Kelas 9 SMP BAB 3 Transformasi (DISINI)

 

Demikianlah informasi mengenai ringkasan atau rangkuman materi matematika kelas 9 SMP BAB 3 tentang transformasi, semoga ringkasan atau rangkuman materi yang telah saya sajikan diatas bisa membantu para guru maupun siswa yang akan menggunakannya sebagai bahan belajar baik belajar di rumah maupun di sekolah.

Sekian dan Terimakasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel