Rangkuman Materi Seni Budaya Kelas 8 Bab 4 Bermain Ansambel Musik Tradisional

Kherysuryawan.id – Materi Seni Budaya Kelas 8 Bab 4 “Teknik Bermain Alat Musik Tradisional”

Bapak ibu guru serta para siswa yang berbahagia, pada postingan kali ini saya akan menyajikan materi pelajaran untuk mata pelajaran seni budaya kelas 8 jenjang SMP. Materi yang akan disajikan ini adalah materi yang telah diringkas atau di sederhanakan sedemikian rupa sehingga bisa memudahkan bagi para pelajar dan pendidik yang akan menggunakannya sebagai bahan belajar.

 


Dengan belajar menggunakan materi yang telah diringkas, maka tentunya akan lebih mudah untuk di pelajari baik oleh guru maupun oleh siswa. Melalui postingan ini saya akan memberikan sajian ringkasan materi seni budaya kelas 8 yang sekiranya bisa meudahkan bagi sahabat pendidikan yang akan menggunakannya.

 

Adapun meteri seni budaya kelas 8 bab 4 tentang Teknik Bermain Alat Musik Tradisional yang telah di sederhakan ini yaitu materi yang bersumber dari buku siswa seni budaya kelas 8 semester 1 kurikulum 2013 edisi revisi terbaru. Bagi anda yang di sekolahnya menggunakan buku pelajaran tersebut maka anda bisa menggunakan ringkasan materi ini untuk menjadi tambahan atau modul yang bisa memudahkan anda untuk belajar.

 

Pembelajaran seni budaya dirancang berbasis aktivitas dalam sejumlah ranah seni budaya, yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan teater yang diangkat dari kekayaan seni dan budaya sebagai warisan budaya bangsa. Aktivitas pembelajaran seni budaya tidak hanya dirancang di dalam kelas tetapi dapat melalui aktivitas baik yang diselenggarakan sekolah maupun di luar sekolah atau masyarakat sekitar.

 

Pada materi seni budaya kelas 8 SMP khususnya yang ada pada bab 4, maka materi yang akan di pelajari diantaranya yaitu sebagai berikut :


A. Jenis Musik Tradisi Indonesia

B. Teknik Memainkan Alat Musik

C. Mengenal Musik Angklung

D. Berlatih Angklung


Khusus bagi siswa yang akan mempelajari materi seni budaya kelas 8 Bab 4 tentang Bermain Ansambel Musik Tradisional, maka ada beberapa tujuan pembelajaran yang harus dapat di capai pada pembelajaran ini, adapun tujuan tersebut yaitu sebagai berikut :


Setelah mempelajari Bab 4, siswa diharapkan mampu:

1. Mengidentifikasi teknik bermain musik tradisional.

2. Mengidentifikasi gaya bermain musik tradisional.

3. Membandingkan teknik dan gaya bermain musik tradisional.

4. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam berlatih teknik dan gaya bermain musik tradisional.

5. Menunjukkan sikap disiplin dalam berlatih teknik dan gaya berlatih musik tradisional.

6. Mempraktikkan musik tradisional daerah setempat.

7. Mengomunikasikan teknik dan gaya bermain musik tradisional.

 

Setelah anda memahami tentang tujuan yang harus di capai dari pembelajaran pada materi seni budaya kelas 8 bab 4 ini, maka bagi anda yang ingin melihat ringkasan dan rangkuman materinya dapat melihatnya pada postingan di bawah ini :

 

BAB 4 TEKNIK BERMAIN ALAT MUSIK TRADISIONAL

A. Jenis Musik Tradisi Indonesia

Musik merupakan bahasa universal. Melalui musik orang dapat mengekspresikan perasaan. Musik tersusun atas kata, nada, dan melodi yang terangkum menjadi satu. Bahasa musik dapat dipahami lintas budaya, agama, suku ras, dan juga kelas sosial.

 

Melalui musik segala jenis perbedaan dapat disatukan. Pada praktiknya, musikalitas seseorang berbeda-beda. Perbedaan ini di[1]sebabkan oleh faktor internal dan juga eskternal. Secara internal, mu[1]sikalitas dipengaruhi oleh bakat dalam dirinya, sedangkan faktor eksternal lebih ditentukan oleh kesukaan atau kegemaran dan lingkungan tempat tinggal.

 

Di daerah Aceh terdapat musik yang disebut dengan Didong. Didong merupakan suatu bentuk kesenian tradisional yang sangat popular di Aceh Tengah. Kesenian ini dilaksanakan secara vokal oleh sejumlah (30-40) kaum pria dalam posisi duduk bersila dalam suatu lingkaran. Nyanyian Didong diiringi dengan tepuk tangan secara berirama oleh para peserta sendiri. Para pemusik masing-masing memegang sebuah bantal tepok di tangan kiri. Bantal tepok adalah sebuah bantal kecil berisi kapuk dengan ukuran kira-kira 20x40 cm dan setebal 4 cm biasanya dihiasi dengan reramu, semacam rumbai-rumbai berwarna cerah-menyala pada pinggirnya. Properti ini biasanya juga menggunakan benang sulaman khas Aceh.

 

Wayang Cokek merupakan salah satu bentuk pertunjukan musik tradisional di daerah Jakarta atau Betawi. Wayang Cokek berupa kesenian nyanyi dan tari dilakukan oleh pemain-pemain wanita. Pada zaman dahulu, yang menari adalah perempuan-perempuan yang menjadi budak belian. Mereka mengepang rambutnya dan mengenakan baju kurung, lazim dikenakan oleh orang-orang dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan dari daerah lain bagian tanah air.

 

Orkes yang mengiringi bentuk nyanyian dan tarian ini terdiri dari kombinasi sebagai berikut.

1.    Sebuah gambang kayu.

2.    Sebuah rebab.

3.    Sebuah suling.

4.    Sebuah kempul, kadang-kadang ditambah dengan kenong, ketuk, krecek.

5.    Gendang.

 

B. Teknik Memainkan Alat Musik

Instrumen musik tradisional sangat banyak macamnya. Selain dibagi menurut sumber bunyinya, alat musik daerah bisa dipilah-pilah berdasarkan bentuknya. Misalnya seperti di bawah ini.

 

1. Bentuk Tabung

Bentuk tabung merupakan bentuk umum dari alat musik yang memakai bahan dasar bambu.

 

Instrumen yang termasuk dalam bentuk tabung misalnya calung, angklung,kentongan/kulkul, suling/saluang, dan guntung. Cara memainkan alat ini ada yang dipukul, digoyang atau ditiup.

 

2. Bentuk Bilah

Berbeda dengan bentuk tabung, bentuk bilah ini tidak memiliki rongga. Kekuatan bunyi yang dihasilkan masih perlu didukung oleh perangkat lain, yakni wadah gema sebagai ruang resonator. Permukaan bilah dapat berupa bidang rata, dapat pula bidang cembung.

 

Contoh alat musik berbentuk bilah adalah gambang, kolintang, saron, dan gender. Cara memainkan alat ini dengan cara dipukul.

 

3. Bentuk Pencon 

Istilah pencon berasal dari kata pencu (Jawa), yaitu bagian yang menonjol dari suatu bidang datar atau yang dianggap da[1]tar. Pencu dimaksudkan sebagai tumpuan pukulan. Baik pencu ke atas maupun ke samping pada umumnya terbuat dari logam.

 

Di negeri kita alat musik jenis pencon ini terdapat cukup banyak. Yang menarik adalah alat sejenis ditata dengan sistem nada dan penyusunan yang berbeda-beda pada tiap daerah. Misalnya bonang (Jawa dan Sunda), trompong (Bali), kromong (Betawi), talempong (Minang), totobuang (Ambon), dan kangkanong (Banjar). Cara memainkan alat ini dengan cara dipukul.

 

Berikut contoh alat musik dan cara memainkannya.

a. Kentongan (Bentuk Tabung)

Kentongan atau yang dalam bahasa lainnya disebut Jidor adalah alat pemukul yang terbuat dari batang bambu atau batang kayu jati yang dipahat. Kegunaan kentongan didefinisikan sebagai tanda alarm, sinyal komunikasi jarak jauh, morse, penanda adzan, maupun tanda bahaya.

 

Kentongan merupakan alat komunikasi zaman dahulu yang dapat berbentuk tabung maupun berbentuk lingkaran dengan sebuah lubang yang sengaja dipahat di tengahnya. Dari lubang, akan keluar bunyi-bunyian apabila dipukul. Kentongan biasa dilengkapi dengan sebuah tongkat pemukul yang sengaja digunakan untuk memukul bagian tengah kentongan untuk menghasilkan satu suara yang khas.

 

b. Talempong (Bentuk Pencon)

Talempong adalah sebuah alat musik pukul tradisional khas suku Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu.


Pada bagian atas talempong, terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbeda[1]beda. Bunyinya dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.

 

Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan, seperti Tari Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari Galombang. Talempong juga digunakan untuk melantunkan musik menyambut tamu istimewa.

 

C. Mengenal Musik Angklung

Angklung merupakan alat musik asli Indonesia yang terbuat dari bambu dan merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia dan telah diakui secara internasional oleh UNESCO. Angklung tumbuh dan berkembang pada masyarakat suku Sunda digunakan untuk upacara yang berkaitan dengan tanaman padi.

 

Sistem nada angklung pada awalnya berlaraskan pelog, selendro, dan madenda. Angklung jenis ini disebut angklung buhun. Kemudian, Pak Daeng Soetigna membuat angklung berlaraskan diatonis. Nada-nada angklung buhun dideskripsikan menjadi Dogdog lonjor memiliki 3 nada, Badud dan Badeng memiliki 4 nada, dan angklung Buncis memiliki 5 nada.

 

Jenis-jenis angklung tersebut adalah:

1. Angklung Kanekes

Angklung ini sering dikenal sebagai angklung Badui, digunakan untuk upacara menanam padi. Angklung ini bukan hanya sebatas media hiburan tetapi juga memiliki nilai magis tertentu.

 

2. Angklung Gubrag

Angklung ini berasal dari kampung Cipiding Kecamatan Cigudeg. Juga digunakan untuk menghormati Dewi Padi.

 

3. Angklung Dogdog Lonjor

Angklung ini berasal dari masyarakat Banten Selatan di daerah Gunung Halimun. Digunakan pada upacara Seren taun menghormati Dewi padi karena panen berlimpah.

 

4. Angklung Badeng

Angklung badeng berfungsi sebagai hiburan dan media dakwah penyebaran Islam, namun sebelumnya di Garut tepatnya di Kecamatan Malangbong juga dipakai berhubungan dengan ritual padi.

 

5. Angklung Buncis

Angklung buncis dipakai sebagai media hiburan namun awalnya juga dipakai pada acara ritual pertanian yang juga berhubungan dengan tanaman padi.

 

D. Berlatih Angklung

Angklung yang dikembangkan di sekolah adalah angklung Padaeng. Angklung Padaeng terdiri dari 2 kelompok besar sebagai berikut.

 

1. Angklung melodi

yaitu angklung yang dipakai untuk membawakan melodi pokok. Angklung ini hanya terdiri dari dua tabung bambu.

 

2. Angklung pengiring

yaitu angklung yang dipakai sebagai akord mengiringi melodi pokok. Angklung ini terdiri dari tiga atau empat tabung bambu. Angklung yang terdiri dari tiga tabung bambu adalah angklung dalam bentuk trinada misalkan akord mayor dan akord minor, sedangkan yang empat tabung adalah angklung yang merupakan catur nada misalnya untuk dominan septime (G7, C7 dan lain-lain).

 

Dalam bermain angklung tangan kiri digunakan sebagai gantungan sedangkan tangan kanan untuk menggoyangnya sehingga angklung berbunyi.

 

itulah ringkasan materi seni budaya kelas 8 Bab 4 tentang Teknik Bermain Alat Musik Tradisional. Dari ringkasan tersebut maka dapat ditarik sebuah rangkuman materinya yaitu sebagai berikut :

 

Alat dan musik daerah di Indonesia amat beragam. Setiap daerah memiliki alat musik yang sumber bunyi dan cara memainkannya serta fungsi berbeda-beda. Musik tradisi Indonesia biasanya berfungsi sebagai pengiring tari dan wayang serta ritual upacara adat. Selain itu, musik tradisi juga mengiringi permainan tradisional.

 

Alat musik dan karya musik tradisonal merupakan kekayaan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Pelestarian dan pengembangan warisan budaya ini dapat dilakukan dengan tetap peduli dan meneruskan demi anak dan cucu dikemudian hari.

 

Demikianlah ringkasan dan rangkuman materi pada mata pelajaran seni budaya kelas 8 khususnya pada Bab 4 tentang Teknik Bermain Alat Musik Tradisional. Semoga postingan ini yang telah menyajikan tentang ringkasan dan rangkuman materi seni budaya kelas 8 senantiasa bisa bermanfaat bagi siapapun khususnya bagi warga pendidikan yang sedang membutuhkannya.

Sekian dan Terimakasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel