Rangkuman IPS Kelas 10 SMA Tema 1 Kurikulum Merdeka

Kherysuryawan.id – Rangkuman Materi pelajaran IPS Kelas 10 SMA Tema 01 Sejarah Indonesia: Manusia, Ruang, dan Waktu yang akan di pelajari pada semester 1 kurikulum merdeka.

Halo sahabat kherysuryawan, berjumpa kembali di website pendidikan ini. Pada kesempatan kali ini admin ingin membahas sekaligus ingin memaparkan hasil rangkuman materi pada mata pelajaran IPS kelas 10 SMA.

 

Seperti kita ketahui pada saat ini hampir semua sekolah telah menggunakan kurikulum merdeka sehingga dalam proses pembelajarannya pastinya akan menggunakan bahan ajar atau buku teks pelajaran versi kurikulum merdeka.

 

Salah satu mata pelajaran yang nantinya akan dipelajari di kelas X kurikulum merdeka yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bagi anda yang disekolahnya telah belajar mata pelajaran IPS namun belum memiliki sarana pembelajaran atau bahan belajar yang lengkap maka tenang saja karena disini admin kherysuryawan akan mencoba untuk berbagi ringkasan materi IPS yang akan di pelajari di kelas 10 SMA kurikulum merdeka.

 

Adapun materi pelajaran IPS kelas 10 SMA kurikulum merdeka yang akan admin sajikan pada postingan ini yaitu materi yang ada pada Tema 01 dengan judul Sejarah Indonesia: Manusia, Ruang, dan Waktu. Materi ini nantinya akan dipelajari pada pembelajaran di semester 1 kelas 10 kurikulum merdeka.

 

Seluruh materi hasil ringkasan yang akan admin kherysuryawan paparkan pada artikel ini yaitu merupakan materi yang bersumber dari buku siswa IPS kelas 10 SMA kurikulum merdeka. Admin sengaja membuat ringkasan/rangkuman materi IPS Kelas 10 SMA Tema 01 Sejarah Indonesia: Manusia, Ruang, dan Waktu ini dengan tujuan agar dapat memudahkan siswa dalam belajar sehingga bisa menghemat waktu belajar sebab materi yang akan dipelajari hanya merupakan materi inti atau pokok-pokok materi yang penting saja.

 

Sebagai informasi bahwa daftar susunan materi atau sub materi yang akan di pelajari pada mata pelajaran IPS Kelas 10 SMA Tema 01 Sejarah Indonesia: Manusia, Ruang, dan Waktu yaitu sebagai berikut :

 

TEMA 01. SEJARAH INDONESIA: MANUSIA, RUANG, DAN WAKTU

A. Pengantar Ilmu Sejarah

1. Mengapa Perlu Mempelajari Ilmu Sejarah?

2. Manusia, Ruang, dan Waktu dalam Sejarah

B. Penelitian Sejarah

1. Sumber Sejarah Primer

2. Sumber Sejarah Sekunder

C. Penulisan Sejarah (Historiograi)

1. Menghindari Bias sejarah

2. Bagaimana melakukan Penelitian dan Penulisan Sejarah?

D. Sejarah dan Teori Sosial

 

Adapun tujuan pembelajaran yang ingin di capai pada pembelajaran di Tema 01 Sejarah Indonesia: Manusia, Ruang, dan Waktu, yaitu sebagai berikut :

Tujuan dan Indikator Capaian Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik diharapkan mampu:

  • Mengetahui beberapa konsep tentang ilmu sejarah dan manfaat belajar ilmu sejarah.
  • Menjelaskan tentang sejumlah konsep ilmu sejarah, dapat menguraikan tentang berbagai peristiwa bersejarah, serta pengaruhnya bagi kehidupan masyarakat.
  • Menggunakan konsep yang dipelajari sebagai salah satu cara untuk melakukan pengamatan dan mengidentiikasi berbagai peristiwa bersejarah.
  • Menganalisis berbagai fenomena sejarah dalam kehidupan sehari-hari dari konsep dan teori yang telah dipelajari.
  • Mengevaluasi berbagai sumber sejarah.
  • Membuat laporan tugas.
  • Menunjukkan sikap dan pandangan yang mencintai bangsa Indonesia, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.


Baiklah bagi anda yang ingin melihat dan mengetahui ringkasan/rangkuman materi pelajaran IPS kelas X SMA Tema 01 Sejarah Indonesia: Manusia, Ruang, dan Waktu, maka silahkan di simak sajian materinya di bawah ini :

 

Tema 01. Sejarah Indonesia: Manusia, Ruang, dan Waktu


A. Pengantar Ilmu Sejarah

Dalam KBBI, istilah sejarah mengandung tiga penjelasan yaitu:

1. Asal-usul (keturunan) silsilah;

2. Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau; riwayat; tambo: cerita;

3. Pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi dalam masa lampau.

 

Sedangkan dalam bahasa Inggris, istilah sejarah dinyatakan dalam kata history. Berdasarkan Kamus Cambridge, history adalah kajian atau catatan tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau berupa peristiwa dalam kurun waktu tertentu suatu negara atau subjek lain. Dalam bahasa Yunani, sejarah berasal dari kata “historia” yang memiliki arti “orang pandai”.

 

Sejarawan E.H Carr (1982) berpendapat, “Sejarah adalah suatu proses interaksi yang berkelanjutan antara sejarawan dan fakta-fakta yang dimilikinya; Sejarah adalah suatu dialog yang abadi antara masa sekarang dan masa lampau.” Lalu menurut Jackson J Spielvogel (2005), sejarah adalah “Catatan tentang masa lalu.” Secara sederhana, pengertian sejarah sebagai ilmu adalah ilmu yang mempelajari peristiwa, orang, negara, atau kehidupan yang terjadi pada masa lalu.

 

Seseorang yang mempelajari dan menyampaikan sejarah dengan menggunakan sumber informasi dari masa lalu disebut sebagai sejarawan.

 

1. Mengapa Perlu Mempelajari Ilmu Sejarah?

Disarikan dari berbagai sumber, kegunaan ilmu sejarah adalah:

  • Menjelaskan bagaimana manusia dan tindakan mereka mungkin dipengaruhi oleh situasi politik atau masalah ekonomi atau kondisi geograi. Melalui sejarah, kita akan memahami perilaku manusia dan nilai-nilai suatu masyarakat.
  • Memberikan pemahaman bahwa orang-orang pada masa lalu mungkin tidak memiliki nilai yang sama seperti yang kita miliki saat ini. Pemahaman tentang masa lampau akan membantu kita untuk menghindari kesalahan agar tidak terulang pada masa kini dan mendatang.
  • Mengenal siapa diri kita sebagai pribadi dan mengenal siapa kita secara kolektif (sebagai bagian dari suatu kelompok masyarakat dan bangsa). Pemahaman tentang identitas akan menumbuhkan ikatan sosial (contohnya ketika kita mengetahui tentang sejarah keluarga maka akan menumbuhkan jiwa saling membantu karena menjadi bagian dari suatu keluarga).
  • Memahami memori dan tradisi yang diwariskan oleh generasi sebelumnya ke generasi mendatang hingga bagaimana sejarah membentuk kondisi kita saat ini.
  • Menumbuhkembangkan kecakapan berpikir kritis, kreatif, imajinatif, dan relektif
  • Menumbuhkembangkan kecakapan ilmiah seperti mencari sumber (heuristik), memilah sumber (veriikasi), dan menganalisis sumber sejarah (interpretasi).

 

2. Manusia, Ruang, dan Waktu dalam Sejarah

a. Manusia sebagai penggerak, pelaku, dan saksi sejarah

Atas segala jasa, tindakan, maupun gagasannya untuk masyarakat Indonesia, kita mengenal Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Dalam perspektif ilmu sejarah, beliau merupakan pelaku sejarah, saksi sejarah, sekaligus penggerak sejarah.

 

Berkaca dari kisah Ki Hadjar Dewantara dan berbagai tokoh penting atau para pahlawan bangsa Indonesia, manusia dalam kajian ilmu sejarah adalah subjek dan objek, yaitu manusia dengan segenap gagasan dan tindakannya adalah penggerak sejarah yang membawa perubahan di masyarakat. Di samping itu, dalam memahami manusia dalam rentang sejarah, Kartodirjo (2017) memaparkan bahwa ketika biograi dan individu menjadi unit sejarah, maka individu sebagai manusia harus dipahami secara utuh mengenai latar belakangnya, lingkungan sosial-budaya, watak, dan pandangan hidupnya.

 

b. Sejarah dalam Dimensi Ruang dan Waktu

Dalam ilmu sejarah, dimensi ruang atau spasial merujuk pada tempat suatu peristiwa terjadi. Dimensi ruang menjelaskan tentang kondisi dan situasi suatu peristiwa terjadi. Dimensi ruang sejarah dapat berdasarkan skala lokal, nasional, maupun global. Lokasi atau wilayah kalian tinggal, selalu memiliki sejarah lokal. Walaupun terjadi pada tingkat lokal, peristiwa tersebut seringkali berkaitan dengan berbagai kejadian di tingkat nasional maupun global. Sebagai contoh, tumbuhnya kesadaran nasionalisme dalam pergerakan nasionalisme Indonesia pada masa 1908-1945 di suatu daerah dipengaruhi atau terinspirasi dari berbagai perjuangan melawan kolonialisme dan imperalisme di dunia.

 

Dimensi waktu merujuk pada kapan suatu peristiwa terjadi. Dimensi waktu dapat berupa detik, jam, hari, minggu, bulan, tahun, bahkan abad pada masa lampau yang menunjukkan kapan suatu peristiwa terjadi.

 

Berdasarkan Kuntowijoyo (2013), terdapat empat hal yang dipelajari dalam sejarah dari segi waktu yaitu

1. Perkembangan;

2. Kesinambungan;

3. Pengulangan; dan

4. Perubahan.

 

Sebagai ilmu yang mengkaji manusia dalam dimensi ruang dan waktu, sejarawan Kuntowijoyo (2013) menjelaskan bahwa sejarah adalah “ilmu yang mengkaji tentang manusia, waktu, sesuatu yang memiliki makna sosial, tentang sesuatu yang tertentu (partikular) dan teperinci. Memiliki makna sosial berarti kejadian atau peristiwa yang berdampak pada perkembangan dan perubahan suatu masyarakat.” Sebagai contoh, Politik Etis yang mulai dicetuskan pada tahun 1901 oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda memberikan perubahan bagi kaum bumiputera untuk mengakses pendidikan yang sebelumnya sangat terbatas untuk golongan tertentu.

 

c. Diakronis (Kronologi) dan Sinkronis dalam Sejarah

Ilmuwan sosial bernama John Galtung, dalam bukunya yang berjudul Theory and Method of Social Research tahun 1966, berpendapat bahwa sejarah adalah ilmu diakronis (diachronic) dan ilmu sosial lainnya adalah ilmu sinkronis. Sebagai ilmu yang diakronis, Kuntowijoyo (2008) menjelaskan bahwa sejarah adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala yang memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Sebagai contoh penelitian sejarah yang diakronis adalah Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura: 1850-1940 karya Dr. Kuntowijoyo, Sejarah Industri Minyak di Sumatera Utara: 1896-1940 karya Dr. Bambang Purwanto, serta masih banyak contoh karya-karya lainnya dari ahli sejarah Indonesia.

 

Kronologi

Sebagai ilmu diakronis, menurut Zed (2018), ilmu sejarah menjelaskan perubahan dalam lintasan waktu yang disampaikan secara berurutan dari waktu yang paling awal hingga yang paling akhir. Artinya, ilmu sejarah diakronis disampaikan secara kronologis. Kronologi dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani yaitu “chronos” yang berarti waktu. Merujuk pada kamus Merriam-webster, kronologi adalah pengaturan atau pengorganisasian setiap peristiwa dalam urutan kejadian.

 

Periodisasi

Periodisasi adalah pembabakan waktu dalam sejarah dengan cara menghubungkan berbagai peristiwa sesuai dengan masanya dalam satu periode. Periodisasi dalam sejarah berdasarkan kriteria tertentu yang ditentukan oleh sejarawan. Sebagai contoh periodisasi berdasarkan waktu adalah masa praaksara dan masa aksara.

 

Tujuan dari periodisasi adalah untuk memudahkan memahami suatu peristiwa bersejarah dalam rentang waktu dan klasiikasi tertentu.

 

Berpikir Sinkronis

Sinkronis secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu “synchronous” yang berarti terjadi secara bersamaan.

Sinkronis dalam ilmu sejarah merujuk pada ruang tempat terjadinya suatu peristiwa atau kejadian yang menjelaskan tentang situasi dan kondisi (konteks) suatu masyarakat, sebab-akibat, dan korelasi (pola hubungan) atas suatu peristiwa. Situasi dan kondisi yang dimaksud dapat berupa kondisi ekonomi, seperti kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat; atau mengacu pada profesinya, misalnya sebagai pedagang, petani, dan lain-lain.

 

B. Penelitian Sejarah

Penelitian sejarah menurut Louis Gottschalk (dikutip dari Saidah, 2011) menerapkan empat kegiatan pokok sebagai cara melakukan penelitian dan penulisan sejarah. Keempat kegiatan tersebut adalah :

1) Mengumpulkan berbagai informasi tertulis dan lisan yang relevan;

2) Membuang informasi yang tidak jelas dan keasliannya masih diragukan;

3) Mengambil kesimpulan dari bukti dan sumber sejarah yang tepercaya; dan

4) merangkai semua bukti dan sumber menjadi laporan.

 

Selanjutnya metode yang digunakan dalam melakukan penelitian sejarah (Lohanda, 2011; Saidah, 2011; Herlina, 2020) adalah sebagai berikut:

1.     Heuristik yang berarti mengumpulkan berbagai data dari berbagai sumber sejarah.

2.     Kritik dan veriikasi yang berarti melakukan pemeriksaan keaslian sumber sejarah.

3.     Intepretasi yaitu menafsirkan dan memahami makna keterkaitan dari sumber-sumber sejarah yang telah diveriikasi.

4.     Historiograi yaitu tulisan, hasil penelitian dan laporan sejarah.

 

1. Sumber Sejarah Primer

Sumber sejarah primer adalah data utama yang diperoleh langsung dari subyek dan objek penelitian. Dalam penelitian sejarah, sumber sejarah primer adalah arsip. Menurut Lohanda (2011), arsip merupakan sumber utama dikarenakan keberadaan arsip yang tercipta pada waktu yang bersamaan ketika suatu peristiwa bersejarah terjadi. Arsip sebagai bukti untuk menginformasikan suatu peristiwa.

 

2. Sumber Sejarah Sekunder

Sumber sejarah sekunder adalah data pendukung yang ditulis atau dibuat setelah kejadian selesai. Contoh dari sumber sekunder adalah hasil penelitian sejarawan, laporan penelitian yang relevan, biograi, surat-menyurat dan surat kabar yang tidak sezaman dengan peristiwa, serta masih banyak lagi.

 

Berdasarkan bentuknya, terdapat tiga bentuk sumber sejarah, yaitu :

1.       sumber tertulis,

2.       sumber benda, dan

3.       sumber lisan.

Contoh dari sumber tertulis adalah prasasti, kronik (catatan perjalanan traveler), babad, hikayat, surat-surat, laporan-laporan, naskah, buku, surat kabar dan majalah.

Contoh dari sumber lisan adalah tradisi lisan (cerita yang diwariskan antargenerasi secara lisan). Misalnya petuah dan cerita rakyat.

Contoh dari sumber benda adalah foto, video, bangunan (contohnya rumah, candi, kantor dan lain-lain), peralatan hidup (contohnya tembikar, guci, meja kursi, buku mesin ketik, dan lain-lain).

 

C. Penulisan Sejarah (Historiograi)

Tahapan selanjutnya setelah penelitian sejarah adalah melakukan penulisan sejarah atau yang dikenal sebagai historiografi.

Bentuk dari historiograi berupa publikasi, laporan penelitian sejarah. Hasil historiograi perlu dipublikasikan dan diketahui oleh berbagai kalangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Lohanda (2011) kesuksesan seorang sejarawan diukur dari historiograinya. Historiograi menunjukkan salah satu bentuk komitmen keseriusan dalam belajar ilmu sejarah.

 

Historiograi sejarah Indonesia yang ditulis oleh para sejarawan baik dari Indonesia maupun luar Indonesia pada umumnya dikelompokan dalam tiga jenis yaitu:

1.     Historiograi tradisional yaitu tulisan sejarah dari masa Kerajaan Hindu[1]Buddha, masuknya Islam di Indonesia, dan Kerajaan-Kerajaan Islam. Ciri khas dari historiograi tradisional adalah berpusat pada istana, raja, dan bangsawan karena banyak menuliskan sejarah yang berkaitan dengan kekuasaan dan penguasa; Berpusat pada kedaerahan karena banyak menuliskan sejarah suatu daerah tertentu; dan Religiosentris yaitu berpusat pada hal yang berkaitan dengan agama, kepercayaan dan hal yang dianggap sakral.

2.     Historiograi kolonial yaitu tulisan sejarah dari masa kolonial. Ciri khas dari historiograi kolonial yaitu Eropa sentris yang memusatkan pada tulisan sejarah tentang berbagai bangsa Eropa yang pernah singgah dan bahkan berkuasa di Nusantara.

3.     Historiograi modern, menurut Sartono Kartodirjo adalah penulisan sejarah yang menempatkan rakyat Indonesia sebagai pelaku sejarah dari sejarahnya sendiri dengan menerapkan studi kritis. Ciri khas dari historiograi modern adalah Indonesia-sentris. Karya dari Sartono Kartodirjo Pemberontakan Petani di Banten Tahun 1888 merupakan salah satu contohnya. Ciri lain dari historiograi modern adalah membangun nasionalisme.

 

Dinamika historiograi Indonesia terus berkembang hingga sekarang yang termasuk dalam historiograi modern. Salah satu ciri historiograi modern adalah menerapkan studi kritis, yaitu menggunakan berbagai teori sosial dalam penulisan sejarah.

 

1. Menghindari Bias sejarah

Berdasarkan Kamarga (2017), bias sejarah adalah kecenderungan unsur subjektiitas, baik dari individu maupun kelompok, dan unsur keterpihakan dalam historiograi sejarah. Bias sejarah dalam historiograi dilakukan dengan membuat narasi (cerita) yang tidak sesuai dengan fakta atau pun berdasarkan sumber sejarah yang masih diragukan kevalidannya.

 

2. Bagaimana melakukan Penelitian dan Penulisan Sejarah?

ketika hendak melakukan penelitian sejarah, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan:

  • Tentukan minat dan ketertarikan, serta topik sejarah apa yang hendak kalian teliti.
  • Buatlah rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian yang hendak kalian teliti. Penelitian sejarah harus menanyakan secara lengkap mengenai 5 W (what/ apa, when/kapan, who/siapa, why/ mengapa, where/di mana) dan 1 H (how/bagaimana).
  • Carilah dari berbagai sumber tentang hasil penelitian sebelumnya yang relevan untuk menambah pengetahuan serta kemungkinan informasi akan topik penelitian yang belum diteliti.
  • Buatlah rencana penelitian yang terkait dengan cara mencari dan menentukan berbagai sumber sejarah, baik primer maupun sekunder.
  • Buatlah daftar pertanyaan apabila akan melakukan wawancara dengan pelaku atau saksi sejarah serta buatlah daftar sumber sejarah yang hendak diinvestigasi.
  • Lakukan penelitian kalian dengan menginvestigasi berbagai sumber sejarah. Apabila kalian membutuhkan sumber primer terkait dengan arsip, kalian dapat mengakses melalui website Lembaga Arsip Nasional RI yaitu anri.go.id.
  • Setelah sumber sejarah terkumpul, lakukan kritik dan veriikasi terhadap keaslian sumber sejarah yang diperoleh.
  • Analisislah sumber sejarah dengan menafsir dan memahami makna keterkaitan dari berbagai sumber sejarah apakah sebab-akibatnya atau pun korelasinya dari sumber sejarah yang telah diveriikasi,
  • Tulislah historiograi sebagai laporan penelitian sejarah kalian.
  • Presentasi dan diskusikan historiograi kalian agar mendapatkan masukan dari berbagai pihak sehingga semakin sempurna karya dan pengetahuan kalian.

 

D. Sejarah dan Teori Sosial

Perbedaan antara ilmu sejarah dan ilmu sosial humaniora adalah penekanan diakronis dan sinkronisnya. Kedua disiplin ilmu tersebut sama-sama bersifat diakronis dan sinkronis. Akan tetapi, ilmu sejarah cenderung diakronis sementara ilmu sosial-humaniora cenderung sinkronis. Masing-masing disiplin ilmu sosial humaniora memiliki kekhasan, baik cara pandang (perspektif), teori, maupun metode dalam mengkaji suatu fenomena sosial.

 

Objek kajian dari ilmu sosial dan humaniora adalah manusia dan lingkungan.

Manusia dapat dilihat sebagai individu dan kelompok. Masing-masing dari disiplin ilmu memiliki sejarah kelahiran. Dalam ilsafat ilmu pengetahuan, hal ini disebut sebagai ontologi. Sementara cara ilmu tersebut dipelajari disebut sebagai epistemologi. Adapun nilai atau guna dari suatu ilmu yang dipelajari disebut sebagai aksiologi. Ketiga hal itulah yang membedakan satu ilmu dengan yang lain. Dengan kata lain, masing-masing ilmu sosial humaniora memiliki ilsafat ilmu yang berbeda.

 

Perpaduan antara sejarah dan ilmu sosial humaniora, juga terjadi di Indonesia, Kuntowijoyo (2018) menjelaskan bahwa penggunaan teori-teori sosial dalam penelitian sejarah dipelopori oleh sejarawan Sartono Kartodirdjo.

 

Apabila anda membutuhkan materi lengkapnya, maka anda bisa melihatnya pada buku teks pelajaran IPS Kelas X SMA Kurikulum Merdeka yang telah admin bagikan di bawah ini :

  • Buku Siswa & Guru IPS Kelas X SMA Kurikulum Merdeka (DISINI)


Demikianlah informasi mengenai Rangkuman/Ringkasan materi pelajaran IPS Kelas 10 SMA Tema 01 Sejarah Indonesia: Manusia, Ruang, dan Waktu yang bisa admin kherysuryawan bagikan pada kesempatan kali ini, semoag bisa menjadi bahan belajar yang bermanfaat.

Sekian dan Terimakasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel