Terlengkap Materi MPLS / MOS 2022/2023 SD,SMP,SMA,SMK
Kherysuryawan.id- Download Kumpulan Materi masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tahun pelajaran 2022/2023.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakanbahwa karakter yang baikdidukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. Bagan di bawah ini merupakan bagan kterkaitan ketiga kerangka pikir ini.
Pada postingan kali ini saya akan membagikan beberapa file penting yang sangat di butuhkan oleh pihak sekolah khususnya mereka yang di beri tugas dalam memberikan materi pada saat melakukan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah bagi peserta didik baru yang baru saja di terima di sekolah baik di sekolah jenjnag SD,SMP,SMA maupun SMK.
Setiap memasuki tahun ajaran baru seperti sekarang ini, tentunya tiap-tiap sekolah akan melakukan penerimaan peserta didik baru pada setiap sekolah mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menegah, sehingga dalam pelaksanaannya maka sekolah pasti membutuhkan materi MPLS, oleh sebab itulah postingan ini akan membahas tentang materi MPLS untuk digunakan di sekolah baik sekolah jenjang SD, SMP SMA maupun SMK.
Jika dulu kegiatan penerimaan peserta didik baru lebih identik dengan adanya kegiatan MOS atau masa orientasi siswa yang mana pada kegiatan MOS tersebut siswa lebih di tekankan pada kegiatan perpeloncoan sehingga saat ini kegiatan tersebut di ganti dengan nama MPLS atau masa pengenalan lingkungan sekolah yang mana pada kegiatan MPLS ini peserta didik tidak lagi di perbolehkan untuk melakukan kegiatan perpeloncoan melainkan lebih menekankan pada aspek pengenalan lingkungan sekolah yang dominan pada pemberian materi dan pelatihan terdidik.
Dengan adanya kegiatan MPLS seperti saat ini maka peserta didik akan lebih memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana cara berinteraksi dengan lingkungan sekolah, dengan kawan dan juga dengan guru.
kegiatan MPLS dapat menjadikan peserta didik semakin berpikir positif dan tidak lagi ada yang namanya sistem kekerasan yang dapat menyakiti perasaan dan fisik bagi setiap anggota baru pada satuan pendidikan yang mengadakan kegiatan penerimaan peserta didik baru.
Dalam melakukan kegiatan MPLS maka panitia yang di beri tugas untuk memberikan materi MPLS maka tentunya harus memiliki persiapan berupa buku ataupun penjelasan mengenai materi yang akan di berikan kepada para peserta didik baru.
Bagi anda yang saat ini menjadi pemateri dalam kegiatan MPLS baik pada jenjang SD,SMP,SMA ataupun SMK dan belum memiliki materi MPLS maka pada postingan ini anda dapat memilikinya untuk anda jadikan sebagai bahan dalam membantu anda untuk memberikan materi MPLS kepada peserta didik baru di sekolah anda masing-masing.
Pada postingan kali ini saya akan membagikan kumpulan materi MPLS yang terdiri dari beberapa materi yang dapat anda miliki secara gratis dan dapat anda gunakan dalam kegiatan pemberian materi MPLS di sekolah anda.
MAdapun Materi MPLS yang akan saya berikan yaitu terdiri dari materi :
- Menumbuhkan sikap bela negara
- Kepemimpinan
- Pendidikan Karakter
- Wawasan Wiyata Mandala
- Penganalan kurikulum 2013
- Tata Krama Siswa
- Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
- Belajar Efektif
- 4 Pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Berikut ini cuplikan dari beberapa materi di atas :
MATERI MPLS : KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP)
1. Umum
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang (yaitu pemimpin) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya).
Kepemimpinan juga merupakan suatu kompleks dari hak-hak dan kewajiban yang dapat dimiliki oleh seorang atau suatu
badan. Sebagai suatu proses sosial,
kepemimpinan meliputi segala tindakan yang dilakukan seseorang atau sesuatu badan yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat.
Kepemimpinan ada yang bersifat resmi (formal
leadership) yaitu kepemimpinan yang tersimpul
didalam suatu jabatan. Ada pula kepemimpinan karena pengakuan dari masyarakat akan kemampuan seseorang untuk menjalankan kepemimpinan. Sedangkan kepemimpinan yang bersifat tidak resmi
(informal leadership) adalah kepemimpinan yang resmi di dalam pelaksanaannya selalu harus berada di atas landasan-landasan atau peraturan-peraturan resmi. Sehingga dengan demikian daya cakupnya agak
terbatas. Kepemimpinan tidak resmi, mempunyai ruang lingkup tanpa batas-batas resmi, karena kepemimpinan demikain didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan masyarakat. Ukuran benar
tidaknya kepemimpinan tidak resmi terletak pada tujuan dan hasil pelaksanaan kepemimpinan tersebut, menguntungkan atau merugikan bagi masyarakat.
Walaupun seorang pemimpin (yakni yang melaksanakan kepemimpinan) yang resmi tidak boleh menyimpang dari peraturan-peraturan resmi yang menjadi landasanya, akan tetapi dapat melakukan
kebijaksanaan yang dapat memancarkan kemampuan mereka sebagai pemimpin. Misalnya,
kebijaksanaan tersebut dapat diwujudkan di dalam memilih waktu untuk melaksanakan peraturan - peraturan atau memilih orang-orang yang langsung berhubungan dengan masyarakat untuk
melaksanakan peraturan dan seterusnya.
Kepemimpinan yang tidak resmi dapat digunakan pula di dalam suatu jabatan resmi dan tentu saja lebih leluasa di dalam masyarakat yang belum dipungut peraturan-peraturan resmi. Dalam bidang terakhir tadi, seorang pemimpin dapat menggerakan kekuatan-kekuatan masyarakat untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
2. Perkembangan kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan hasil organisasi sosial yang telah terbentuk atau sebagai hasil dinamika
interaksi sosial. Sejak mula terbentuknya suatu kelompok sosial, seseorang atau beberapa orang diantara warga-warganya melakukan peranan yang lebih aktif dari pada rekan-rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa orang tampak lebih menonjol dari lain-lainnya. Itulah asal mula timbulnya kepemimpinan, yang kebanyakan timbul dan berkembang dalam struktur sosial yang kurang stabil. Munculnya seorang
pemimpin sangat diperlukan dalam keadaan-keadaan dimana tujuan kelompok sosial yang bersangkutan
terhalang atau apabila kelompok tadi mengalami ancaman dari luar. Dalam keadaan demikian, agak sulit bagi warga kelompok menentukan langkah-langkah yang harus diambil untuk mengatasi kesulitan- kesulitan yang dihadapi.
3. Syarat-syarat kepemimpinan
- Memberi kesenangan dalam jasmani,
- Menunjuk Pada keahlian dan kepastian hukum,
- Menggerakkan bawahan dengan mengajak mereka untuk bekerja persuasion,
- Memberi kesenangan rohaniah,
- Menunjukkan keteguhan pendidikan dan rasa tidak segan-segan untuk turut merasakan kesukaran- kesukaran kepada para pengikut-pengikutnya,
- Menunjukkan pada suatu sikap yang patut dihormati,
- Menunjukkan kelebihan didalam ilmu pengetahuan,kepandaian dan ketrampilan.
4. Kepemimpinan yang dianggap efektif
Suatu kepemimpinan yang efektif harus mempertimbangkan social basis apabila tidak menghendaki
timbulnya
ketegangan-ketegangan atau setidak-tidaknya terhindar dari pemerintah boneka belaka.
Kepemimpinan didalam masyarakat-masyarakat hukum adat yang tradisional dan homogen, perlu
disesuaikan dengan sussunan masyarakat tersebut yang masih tegas-tegas memperlihatkan ciri-ciri
paguyuban. Hubungan pribadi antara pemimpin dengan yang dipimpin sangat dihargai. Hal ini, disebabkan pemimpin-pemimpin pada masyarakat tersebut adalah pemimpin-pemimpin tidak resmiinformal leaders yang mendapat dukungan tradisi atau karena sifat-sifat pribadinya yang menonjol. Dengan sendirinya, masyarakat lebih menaruh kepercayaan terhadapa para pemimpin-pemimpin tersebut, beserta peraturan-peraturan yang dikeluarkan.
Dengan demikian, maka keputusan para pemimpin tersebut sekaligus merupakan pula rasa keadilan masyarakat yang bersangkutan. Pada umumnya para pemimpin masyarakat tradisional
adalah
pemimpin-pemimpin dibelakang atau ditengah. Jarang sekali yang menjadi pemimpin dimuka umum.
Sebaliknya, apabila ditinjau dan ditelaah pada keadaan dikota-kota besar, maka susunan masyarakat kota
tersebut menghendaki kepemimpinan yang lain dari kepemimpinan pada masyarakat tradisional. Maka Kebijaksanaan rasionallah yang sangat diperlukan.
MATERI MPLS : Arti dan makna Wawasan Wiyata Mandala
1. Arti Wawasan
Wiyata mandala
Secara harfiah
kata wawasan mengandung arti
pandangan, penglihatan,
tinjauan atau tanggapan
inderawi. Secara lebih luas dapat
diartikan suatu pandangan atau sikap mendalam terhadap hakikat.
Selain
menunjukkan kegiatan untuk mengetahui isi, juga melukiskan
cara pandang, cara lihat, cara tinjau
atau cara tanggap inderawi.
Kata
Wiyatamandala terdiri dari
dua bagian kata, yaitu
“Wiyata” dan
“Mandala”.
Kata
“Wiyata” mempunyai arti
pelajaran atau pendidikan, sedangakan
kata “mandala” mengandung arti
bulatan, lingkaran, lingkungan daerah
atau kawasan. Jadi kata
“Wiyatamandala” mengandung
arti lingkungan pendidikan/pengajaran. Dengan
demikian
“Wawasan Wiyatamandala” diartikan sebgai suatu pandangan
atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan/pengajaran. Sekolah merupakan
Wiyatamandala bearti bahwa sekolah adalah
lingkungan pendidikan.
Berdasarkan pokok pengertian
tersebut, maka “wawasan Wiyatamandala” adalah
cara pandang kalangan pendidikan
pada umumnya dan perangkat
atau warga sekolah
pada
khususnya tentang
keberadaan sekolaha
sebagai pengemban tugas pendidikan di tengah lingkungan masyarakat yang membutuhkan pendidikan.
2. Makna Wawasan Wiyatamandala
Berdasarkan pengertian bahwa Wawasan Wiyatamandala
adalah
suatu pandang atau tinjauan
mengenai lingkungan pendidikan/pengajaran,
maka wawasan wiyatamandala
mempunyai makna yang sangat
dalam dan strategis sebagai lingkungan
pendidikan.
Makna itu menuntut
sekolah untuk :
1. Memiliki
sarana dan prasarana yang cukup dan baik
;
2. Memiliki
tenaga edukatif
berpribadi
teladan, terampil serta
berpengalaman/
berwawasan
luas;
3. Terciptanya lingkungan
aman, bersih, tertib, indah, sejuk dan segar;
4. Tumbuhnya partisipasi, kerjasama, dan dukungan
masyarakat
sekitar;
5.
Adanya hubungan harmonis secara timbal
balik
antara orang tua
dengan para warga sekolah;
6. Terciptanya disiplin para warga sekolah mentaati segala peraturan dan tata tertib sekolah;
7. Adanya hubungan
kekeluargaan
para warga sekolah yang akrab dan harmonis; dan
8.
Tumbuhnya semangat peserta untuk maju,dan
bekerja keras.
MATERI MPLS: Pendidikan
KARAKTER
Pengertian
Pendidikan Karakter Menurut Ahli
Penguatan pendidikan moral (moral
education) atau pendidikan karakter (character education) dalam konteks
sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di
negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas,
maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman,
pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi,
dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat
ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya
pendidikan karakter.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakanbahwa karakter yang baikdidukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. Bagan di bawah ini merupakan bagan kterkaitan ketiga kerangka pikir ini.
1.
Pendidikan Karakter Menurut Lickona
Secara sederhana, pendidikan karakter
dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk
mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian yang tepat,
dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh
Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah
suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami,
memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
2.
Pendidikan Karakter Menurut Suyanto
Suyanto (2009) mendefinisikan karakter
sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu
untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa,
maupun negara.
3.
Pendidikan Karakter Menurut Kertajaya
Karakter adalah ciri khas yang dimiliki
oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar
pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang
mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu
(Kertajaya, 2010).
4.
Pendidikan Karakter Menurut Kamus Psikologi
Menurut kamus psikologi, karakter
adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya
kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif
tetap (Dali Gulo, 1982: p.29).
Nilai-nilai dalam pendidikan karakter
Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan
karakter yaitu , Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif,
Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air,
Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikatif, Cinta Damai, Gemar membaca, Peduli
lingkungan, Peduli sosial, Tanggung jawab.
Pendidikan karakter telah menjadi
perhatian berbagai negara dalam rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas,
bukan hanya untuk kepentingan individu warga negara, tetapi juga untuk warga
masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai the
deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character
development (usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan
sekolah/madrasah untuk membantu pembentukan karakter secara optimal.
Pendidikan karakter memerlukan metode
khusus yang tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Di antara metode
pembelajaran yang sesuai adalah metode keteladanan, metode pembiasaan,
dan metode pujian dan hukuman.
Karakter adalah cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama,
baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang
berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.Pembentukan karakter
merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun
2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.
Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu
bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas,
namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir
generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas
nilai-nilai luhur bangsa serta agama.
Pendidikan yang bertujuan melahirkan
insan cerdas dan berkarakter kuat itu, juga pernah dikatakan Dr. Martin Luther
King, yakni; intelligence plus character… that is the goal
of true education (kecerdasan yang berkarakter… adalah tujuan akhir
pendidikan yang sebenarnya).
Memahami
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah pendidikan
budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive),
perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas
Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.
Dengan pendidikan karakter yang
diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, seorang anak akan menjadi
cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam mempersiapkan
anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil
menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil
secara akademis.
Terdapat sembilan
pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu:
1. Karakter cinta
Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
2. Kemandirian dan
tanggungjawab
3. Kejujuran/amanah,
diplomatis
4. Hormat dan santun
5. Dermawan, suka
tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama;
6. Percaya diri dan
pekerja keras
7. Kepemimpinan dan
keadilan
8. Baik dan rendah
hati, dan
9. Karakter
toleransi, kedamaian, dan kesatuan.
Kesembilan pilar karakter itu,
diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik menggunakan metode
knowing the good, feeling the good, dan acting the good. Knowing the good bisa
mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja. Setelah knowing
the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni
bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat
orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa,
orang mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku
kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the
good itu berubah menjadi kebiasaan.
Dasar pendidikan karakter ini,
sebaiknya diterapkan sejak usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli
psikologi sebagai usia emas (golden age), karena usia ini terbukti
sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa
sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi
pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua.
Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari dalam keluarga,
yang merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak.
Namun bagi sebagian keluarga,
barangkali proses pendidikan karakter yang sistematis di atas sangat sulit,
terutama bagi sebagian orang tua yang terjebak pada rutinitas yang padat.
Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu diberikan saat anak-anak
masuk dalam lingkungan sekolah, terutama sejak play group dan
taman kanak-kanak. Di sinilah peran guru, yang dalam filosofi Jawa disebut
digugu lan ditiru, dipertaruhkan. Karena guru adalah ujung tombak di kelas,
yang berhadapan langsung dengan peserta didik.
Dampak Pendidikan
Karakter
Apa dampak pendidikan karakter terhadap
keberhasilan akademik? Beberapa penelitian bermunculan untuk menjawab
pertanyaan ini. Ringkasan dari beberapa penemuan penting mengenai hal ini
diterbitkan oleh sebuah buletin, Character Educator, yang diterbitkan oleh Character
Education Partnership.
Dalam buletin tersebut diuraikan bahwa
hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri- St. Louis,
menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik
pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang
secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan adanya
penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat
keberhasilan akademik.
Sebuah buku yang berjudul Emotional
Intelligence and School Success (Joseph Zins, et.al, 2001) mengkompilasikan
berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak
terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor
resiko penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan
ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa
percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan
berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi.
Hal itu sesuai dengan pendapat Daniel
Goleman tentang keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80 persen
dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, dan hanya 20 persen ditentukan oleh
kecerdasan otak (IQ). Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan
emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol
emosinya.
Anak-anak yang bermasalah ini sudah
dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan kalau tidak ditangani akan terbawa
sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter akan terhindar dari
masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan, tawuran, narkoba,
miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya.
Beberapa negara yang telah menerapkan
pendidikan karakter sejak pendidikan dasar di antaranya adalah; Amerika
Serikat, Jepang, Cina, dan Korea. Hasil penelitian di negara-negara ini
menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter yang tersusun secara
sistematis berdampak positif pada pencapaian akademis.
Seiring sosialisasi tentang relevansi
pendidikan karakter ini, semoga dalam waktu dekat tiap sekolah bisa segera
menerapkannya, agar nantinya lahir generasi bangsa yang selain cerdas juga
berkarakter sesuai nilai-nilai luhur bangsa dan agama.
MATERI MPLS : TATA KRAMA SISWA
Tata krama atau adat sopan santun atau sering
disebut etiket telah menjadi bagian dalam hidup, contoh; pada waktu Anda masih
kanak-kanak, orang tua Anda sudah melatih Anda menerima pemberian orang dengan
tangan sebelah kanan dengan mengucapkan terima kasih. Orang tua Anda melatih
Anda cara makan, minum, menyapa, memberi hormat dan berpakaian. Lama kelamaan
perilaku Anda menjadi kebiasan. Tata krama adalah kebiasaan, yang lahir dalam
hubungan antar manusia. Tata krama yang semula berlaku dalam lingkungan
terbatas lama kelamaan dapat merambabt ke lingkungan yang lebih luas. Tata
krama telah menjadi bagian dari pergaulan sehari-hari. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tata krama adalah kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan
pergaulan antara manusia setempat.
Tata krama terdiri atas
kata tata dan krama. Tata berarti adat, aturan, norma, peraturan. Krama berarti
sopan santun, kelakuan, tindakan, perbuatan. Tata krama berarti adat sopan
santun, kebiasaan sopan santun. Dalam pergaulan sehari-hari.
MATERI MPLS: kesadaran berbangsa dan bernegara
Di era globalisasi ini banyak
tantangan memang bagi negeri kita, namun kesadaran berbangsa dan bernegara
sudah selayaknya rakyat dan pemerintah untuk bersama sama memberikan pemahaman
bagi rakyatnya, khususnya kaum muda. Pemerintah ikut bertanggung jawab
mengemban amanat untuk memberikan kesadaran berbangsa dan bernegara bagi
warganya, bila rakyat bangsa Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa
dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang
sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah
mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain.
Mengingat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan
salah satu indikator bahwa warga bangsa Indonesia di negeri ini telah mengalami
penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara. Hal ini bisa kita lihat dari
berbagai daerah sering bergejolak diantaranya tawuran antar warga, perkelaian
pelajar, ketidakpuasan terhadap hasil pilkada, perebutan lahan pertanian maupun
tambang, dan lain-lain. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara mempunyai makna
bahwa individu yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara
Kesatuan RI harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan
diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan
Negara Indonesia.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran
berbangsa dan bernegara sebaiknya mendapat perhatian dan tanggung jawab kita
semua. Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga dan memelihara Negara
Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat dapat
diwujudkan.
Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa
dan bernegara di tingkat pemuda yang perlu di cermati secara seksama adalah
semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di tingkat pemuda, padahal
banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan pemuda untuk
membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu
masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat dari
semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi
bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena
masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan
jangan sampai mengalami penderitaan. Di situ pemuda telah melakukan
langkah konkrit dalam melakukan bela negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita
berupaya untuk mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air.
Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme
di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga
merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta
terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang
harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara antara lain:
1. Cinta Tanah Air
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini
perlu kita cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat
didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu
semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan
budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik
negara kita.
2. Kesadaran Berbangsa
dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap
kita yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan
cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan cara
mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak
bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
3. Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para
pahlawan sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan
normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa
Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki
beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat
mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
4. Rela berkorban untuk
Bangsa dan Negara
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela
berkorban untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu
perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama
negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk
bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang
atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela
berlama-lama menghabiskan waktunya antri hanya untuk mendapatkan tiket demi
mendukung langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
5. Memiliki Kemampuan
Bela Negara
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan
dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi
masing-masing.
Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara
ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari
Siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia
sering sekali mengalami bencana alam, menjaga kebersihan minimal kebersihan
tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh besar
bagi generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian antar perorangan atau antar
kelompok karena di Indonesia sering sekali terjadi perkelahian yang justru
dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi dalam negeri agar Indonesia tidak
terus menerus mengimpor barang dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia
dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional
maupun internasional.
Apabila kita mengajarkan dan melaksanakan apa
yang menjadi faktor-faktor pendukung kesadaran berbangsa dan bernegara sejak
dini, yakni dengan mengembalikan sosialisasi pendidikan kewarganegaraan di
sekolah-sekolah, juga sosialisasi di masyarakat,niscaya akan terwujud.. Pada
pendidikan kewarganegaraan ditanamkan prinsip etik multikulturalisme,
yaitu kesadaran perbedaan satu dengan yang lain menuju sikap toleran yaitu
menghargai dan mengormati perbedaan yang ada. Perbedaan yang ada pada etnis dan
religi sudah harusnya menjadi bahan perekat kebangsaan apabila antar
warganegara memiliki sikap toleran.
Itulah beberapa cuplikan materi MPLS yang akan saya bagikan pada postingan kali ini, apabila anda menginginkan file yang lengkap dari keseluruhan materi MPLS yang telah saya sebutkan pada artikel ini, maka anda dapat mendownloadnya melalui link download yang saya sediakan di bawah ini :
BERIKUT INI FILE LENGKAP MATERI MPLS TERBARU :
- Menumbuhkan sikap kesadaran bela negara (disini)
- Kepemimpinan (disini)
- Pendidikan Karakter (disini)
- Wawasan Wiyata Mandala (disini)
- Penganalan kurikulum 2013 (disini)
- Tata Krama Siswa (disini)
- Kesadaran Berbangsa dan Bernegara (disini)
- Belajar Efektif (disini)
- 4 Pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (disini)
- MATERI MPLS MASA PANDEMI (DISINI)
- MATERI MPLS SEKOLAH KURIKULUM MERDEKA (DISINI)
BACA JUGA :
Seluruh file materi MPLS di atas dapat anda download secara gratis untuk dapat membantu bapak dan ibu guru yang membutuhkan materi MPLS, dan semoga file materi MPLS tersebut dapat bermanfaat buat anda yang membutuhkannya.