Rangkuman Biologi Kelas 11 Bab 4 Kurikulum Merdeka

Kherysuryawan.id – Rangkuman Materi Biologi Kelas 11 Bab 4 “Transpor dan Pertukaran Zat pada Manusia” Semester 1 Kurikulum Merdeka.

Halo sahabat kherysuryawan, berjumpa kembali pada blog pendidikan. Pada kesempatan kali ini admin akan membahas materi pelajaran yang ada pada mata pelajaran Biologi yang akan di pelajari di kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka.

 


Adapun materi yang akan di bahas disini yaitu materi Biologi Kelas 11 SMA Bab 4 yang berjudul “Transpor dan Pertukaran Zat pada Manusia”. Materi ini akan dipelajari di semester 1 pada pembelajaran kurikulum merdeka. Bagi anda yang di sekolahnya telah menerapkan pembelajaran kurikulum merdeka maka anda tentunya akan sangat membutuhkan informasi ini.

 

Melalui postingan ini admin kherysuryawan akan menyajikan rangkuman/ringkasan materi Biologi kelas 11 Bab 4 “Transpor dan Pertukaran Zat pada Manusia”. Rangkuman ini admin sengaja buat untuk bisa membantu rekan pendidikan yang sedang membutuhkan ringkasan materi biologi kelas 11 khususnya pada materi yang ada di Bab 4 tentang “Transpor dan Pertukaran Zat pada Manusia” dan akan dipelajari di semester 1 kurikulum merdeka.

 

Dengan mempelajari materi hasil ringkasan maka akan lebih memudahkan bagi murid dalam mempelajarinya. Untuk di ketahui bahwa seluruh ringkasan materi biologi kelas 11 Bab 4 “Transpor dan Pertukaran Zat pada Manusia” ini semua materinya bersumber dari buku teks pelajaran biologi kelas 11 kurikulum merdeka. Selain admin memberikan ringkasan materi, disini admin juga akan menyiapkan buku teks pelajaran biologi kelas 11 bagi anda yang membutuhkannya.

 

Sebagai informasi bahwa pada mata pelajaran biologi kelas 11 khususnya pada Bab 4 “Transpor dan Pertukaran Zat pada Manusia” ada beberapa materi pokok yang akan di pelajari di dalamnya, diantaranya adalah sebagai berikut :

A. Struktur Tubuh untuk Pertukaran dan Transpor Zat

B. Proses Pertukaran dan Transpor Zat

C. Kelainan pada Pertukaran dan Transpor Zat

 

Baiklah bagi anda yang ingin melihat ringkasan/rangkuman materi pelajaran Biologi Kelas 11 Bab 4 semester 1 tentang  “Transpor dan Pertukaran Zat pada Manusia” pada pembelajaran kurikulum merdeka, maka silahkan lihat sajian materinya di bawah ini :

 

Bab 4 Transpor dan Pertukaran Zat pada Manusia

A. Struktur Tubuh untuk Pertukaran dan Transpor Zat

Setiap sistem organ disusun oleh organ-organ spesifik yang memiliki fungsinya tertentu. Meskipun demikian, secara struktur setiap organ tubuh disusun oleh jaringan dasar yang sama. Jaringan dasar tersebut, yakni jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

 

Berikut ini Tipe Jaringan Dasar pada Tubuh Manusia


1. Peran Sistem Sirkulasi dalam Transpor dan Pertukaran Zat

a. Struktur pembuluh darah

Pembuluh darah adalah saluran khusus yang mengangkut berbagai zat ke seluruh tubuh manusia. Organ-organ tempat terjadinya pertukaran zat, seperti usus halus, paru-paru, dan ginjal memiliki jumlah pembuluh darah yang lebih banyak.

 

Pada organ-organ pertukaran zat, terdapat lebih banyak pembuluh kapiler untuk mendukung pertukaran zat. Pada usus halus terdapat banyak pembuluh kapiler dan pembuluh lakteal (limfa) untuk penyerapan zat makanan. Sementara itu, alveolus di dalam paru[1]paru berlekatan langsung dengan banyak pembuluh kapiler untuk pertukaran gas. Begitu pula di ginjal sebagai salah satu organ ekskresi, zat sisa metabolisme yang diangkut aliran darah akan dipertukarkan dengan dikeluarkan dari kapiler menuju nefron ginjal hingga akhirnya dikeluarkan dari tubuh bersama urin.

 

Jaringan penyusun dinding pembuluh darah disusun oleh setidaknya tiga lapisan jaringan dasar, yaitu lapisan jaringan epitel (pada pembuluh darah disebut endotelium); lapisan otot polos; dan lapisan jaringan ikat. Ketiga lapisan jaringan secara lengkap menyusun pembuluh arteri dan vena, sedangkan kapiler hanya disusun satu lapisan saja, yaitu satu lapis sel endotelium. Tipisnya dinding kapiler memudahkan proses pertukaran zat yang terjadi pada pembuluh ini karena setidaknya zat hanya perlu melintasi satu lapis sel saja.

 

b. Komponen darah dalam mengangkut zat

Darah sebagai bagian dari sistem sirkulasi merupakan jaringan ikat khusus berwujud cairan dengan beragam komponen terlarutnya. Komponen darah terdiri dari plasma dan sel darah. Darah menjadi media utama pengangkut berbagai zat di dalam tubuh, disamping fungsi fisologis lainnya seperti pengaturan suhu tubuh dan sistem pertahanan tubuh. Baik komponen sel darah maupun plasma, keduanya menjadi media pengangkut zat ke seluruh tubuh.

 

Di antara tipe sel penyusun darah, sel darah merah (eritrosit) paling berperan dalam pengangkutan dan pertukaran zat khususnya gas, baik oksigen maupun karbon dioksida. Gugus heme dari protein hemoglobin penyusun sel darah merah merupakan gugus aktif yang dapat berikatan dengan partikel gas. Untuk mengikat gas, heme memerlukan zat besi. Oleh karena itu, kekurangan zat besi dapat menyebabkan menurunnya fungsi pengangkutan gas oleh darah. Kondisi ini dikenal sebagai anemia

 

Plasma darah adalah komponen lainnya yang berperan dalam pengangkutan zat, khususnya zat makanan, hormon, dan sampah sisa metabolisme. Sebagian besar komponen plasma darah adalah air. Oleh karena itu, zat yang diangkut plasma hanya yang terlarut air. Sebagai contoh, untuk memasukkan obat, makanan, dan cairan tambahan ke tubuh pasien perawatan intensif dilakukan melalui cairan infus. Cairan infus memiliki komposisi air dan garam yang sama dengan plasma darah sehingga obat dan zat makanan yang larut air dapat dengan mudah masuk ke tubuh dengan dilarutkan pada cairan infus.

 

2. Struktur Pendukung Penyerapan Zat Makanan

Zat makanan merupakan molekul penting yang diperlukan hampir setiap sel tubuh sebagai bahan baku metabolisme. Sebagai makhluk hidup heterotrof, manusia memperoleh zat makanan lewat proses pencernaan makanan di dalam saluran pencernaan. Dengan demikian, mekanisme pertukaran zat makanan terjadi antara saluran pencernaan dengan sistem sirkulasi dan sel-sel seluruh tubuh.

 

Saluran pencernaan mengalami penyesuaian struktur untuk mendukung pertukaran zat. Untuk memperluas bidang pertukaran zat, dinding bagian dalam usus halus berlipat-lipat membentuk jonjot (villi). Selain itu, permukaan sel epitel dinding usus juga membentuk lipatan mikroskopik yang disebut mikrovilli. Setelah diserap sel epitel, zat makanan kemudian akan diangkut oleh sistem sirkulasi. Oleh karena itu, pada setiap jonjot usus, tepatnya di lapisan jaringan ikat, Kalian dapat menemukan banyak pembuluh darah dan limfa.

 

3. Struktur Pendukung Pertukaran Gas

Selain memerlukan zat makanan sebagai bahan baku, metabolisme sel mengonsumsi oksigen dan memproduksi gas karbondioksida. Oksigen diperlukan dalam metabolisme sel sehingga ditranspor ke dalam tubuh, sedangkan karbon dioksida sebagai gas sisa metabolisme ditranspor ke luar tubuh. Proses pertukaran kedua gas ini melibatkan sistem sirkulasi dan sistem pernapasan.

 

Pertukaran gas pada saluran pernapasan manusia terjadi pada alveolus paru-paru. Alveolus berbentuk kantung berlipat yang tersusun atas selapis sel epitel berbentuk pipih. Struktur alveolus tersebut membuat permukaan jaringan menjadi lebih tipi dan luas. Difusi gas juga makin dimudahkan dengan diproduksinya cairan surfaktan. Cairan ini akan melapisi permukaan alveolus sehingga tetap lembap dan memudahkan proses difusi. Sementara itu, untuk mencegah terjadinya infeksi dan gangguan lainnya akibat kuman dan kotoran yang terbawa bersama udara pernapasan, sel darah putih dari jenis makrofag banyak tersebar di alveolus. Makrofag bersifat amoeboid, artinya sel ini dapat membentuk banyak penjuluruan sitoplasma (kaki semu) guna menangkap kuman dan kotoran yang masuk ke alveolus, untuk kemudian dihancurkannya.

 

Pertukaran gas sebagai proses penting dalam tubuh manusia sangat bergantung pada optimalnya fungsi struktur saluran pernapasan dan pembuluh darah. Oleh karena itu, penting untuk menjaga agar saluran pernapasan dan kondisi sistem sirkulasi tetap sehat.

 

4. Struktur Pendukung Pembuangan Sisa Metabolisme

Proses metabolisme tubuh memerlukan zat makanan dan oksigen sebagai komponen bahan bakunya. Zat makanan berupa senyawa organik, yaitu karbohidrat, protein, lemak, dan lainnya. Reaksi metabolisme juga menghasilkan zat sisa yang harus dibuang karena dapat berbahaya bagi kesehatan jika terakumulasi dalam tubuh. Zat sisa metabolisme berupa gas karbon dioksida dikeluarkan melalui paru-paru, sedangkan sisa metabolisme berupa amonia akan diubah menjadi urea di hati, diangkut dalam plasma darah, hingga dikeluarkan bersama urin di ginjal.

 

Ginjal sebagai organ utama sistem ekskresi terhubung dengan saluran pembuluh darah. Nefron yang merupakan unit dasar ekskresi pada ginjal tediri atas glomerulus dan tubulus (saluran) yang bersinggungan secara langsung dengan pembuluh darah.

Proses pengeluaran zat sisa metabolisme merupakan salah satu bentuk proses pertukaran zat, khsusnya antara tubulus ginjal dan pembuluh darah pada pembentukan urin.

 

B. Proses Pertukaran dan Transpor Zat

1. Proses Penyerapan Zat Makanan

Proses penyerapan zat makanan di usus halus bukanlah proses yang berdiri sendiri. Sebelum dapat diserap, makanan yang umumnya berupa molekul besar, seperti karbohidrat, protein, dan lemak akan dipecah secara mekanik (dengan dikunyah) dan kimiawi (dihidrolisis oleh enzim). Pemecahan ini disebut proses pencernaan. Adapun bahan makanan yang lebih kecil partikelnya (mineral dan air) dapat langung diserap tanpa melalui proses pencernaan.

 

Reaksi oleh enzim merupakan tahap akhir dalam pemecahan makanan sebelum diserap. Oleh karena itu, penting sekali peran enzim pencernaan dalam menyiapkan penyerapan makanan.

 

Setelah menjadi partikel yang lebih kecil, zat makanan akan diserap di sepanjang dinding usus halus. Metode penyerapan ini berbeda-beda sesuai dengan jenis molekul makanannya. Zat makanan yang bersifat larut air (hidrofilik), seperti glukosa dan asam amino akan diserap oleh sel epitel baik secara pasif (difusi berfasilitas) maupun aktif (ko-transport menggunakan energi). Zat makanan yang bersifat hidrofilik ini kemudian ditransfer ke pembuluh darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh.

 

Sementara itu, zat makanan yang bersifat tidak larut air (hidrofobik), khususnya lipid dan turunannya, akan dapat dengan mudah diserap oleh sel epitel usus. Hal ini mengingat membran sel sebagian besar disusun oleh molekul lipid tepatnya fosfolipid. Asam lemak dan gliserol yang hidropobik akan diserap secara difusi ke dalam sel epitel usus untuk kemudian ditransfer ke pembuluh limfa.

 

2. Proses Pertukaran Gas di Paru-Paru

Pertukaran gas di dalam paru-paru terjadi secara difusi sebagai akibat adanya perbedaan konsentrasi gas.

Pertukaran gas di paru-paru tidak akan terjadi tanpa adanya pengangkutan gas oleh darah. Sebagian besar gas oksigen diangkut di dalam darah dengan diikat oleh hemoglobin, membentuk oksihemoglobin(HbO2 ).

 

Saat berada di jaringan yang memiliki kadar oksigen rendah, oksihemoglobin akan melepaskan oksigennya sehingga oksigen dapat berdifusi ke dalam sel-sel yang membutuhkan. Sementara itu, hemoglobin hanya mengikat sedikit karbon dioksida membentuk karbominohemoglobin (HbCO2 ). Sebagian besar karbon dioksida diangkut sebagai asam karbonat sebagai hasil reaksi dengan air. Reaksi ini dikatalis oleh enzim karbonat anhidrase yang ada dalam sel darah merah. Sebagian kecil karbon dioksida juga diangkut sebagai gas terlarut di plasma darah.

 

3. Proses Pembentukan Urin di Ginjal

Proses pertukaran zat di ginjal dapat kita temukan pada tahapan pembentukan urin. Pertukaran zat secara bertahap dalam pembentukan urin secara efektif dapat membuang sampah metabolisme sekaligus mengembalikan zat-zat yang masih diperlukan tubuh. Kedua proses tersebut dapat berlangsung bersamaan karena proses pertukaran zat di ginjal yang adaptif, menyesuaikan dengan perubahan kondisi tubuh terutama kadar air dan zat sisa metabolisme.

 

Berikut ini Tiga Tahapan Pembentukan Urin di Ginjal

Adanya perpindahan zat antara tubulus dan pembuluh darah pada setiap tahapan pembentukan urin menunjukkan proses pertukaran zat sebagai proses penting yang menopang fungsi organ. Kelainan pada proses pertukaran zat akan mengurangi keberfungsian organ tersebut

 

C. Kelainan pada Pertukaran dan Transpor Zat

Peradangan (inflamasi) merupakan gejala kelainan jaringan yang sering terjadi pada organ tubuh, termasuk organ pertukaran zat. Peradangan terjadi akibat respons imun untuk memperlancar mobilitas sel darah putih pada jaringan yang terinfeksi. Peradangan ditandai dengan pembengkakan (tumor), memerah (rubor), timbul nyeri (dolor), dan peningkatan suhu (kalor) pada jaringan. Kondisi ini menyebabkan fungsi jaringan yang mengalami peradangan akan terganggu, termasuk fungsi dalam mengatur pertukaran zat.

 

Sejumlah penyakit peradangan dapat terjadi pada organ-organ yang secara aktif melakukan pertukaran zat, seperti pada usus, paru-paru, dan juga ginjal. Kondisi peradangan menyebabkan pertukaran zat tidak maksimal bahkan terhambat.

 

Berikut ini Beberapa contoh penyakit peradangan pada organ-organ yang menimbulkan gangguan pertukaran zat.


Itulah ringkasan/rangkuman materi  Biologi Kelas 11 SMA Semester 1 Bab 4 “Transpor dan Pertukaran Zat pada Manusia” yang akan dipelajari pada kurikulum merdeka.

Bagi anda yang ingin mengetahui materi keseluruhan secara lengkap, maka anda bisa mendapatkannya pada buku teks pelajaran  Biologi Kelas 11 SMA Kurikulum merdeka, yang akan admin bagikan filenya pada judul di bawah ini :

 

  • Buku Guru & Siswa  Biologi Kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka – (DISINI)

 

Demikianlah informasi yang bisa admin kherysuryawan bagikan melalui artikel ini, semoga ringkasan/rangkuman materi  Biologi Kelas 11 SMA Bab 4 Semester 1 dengan judul “Transpor dan Pertukaran Zat pada Manusia” yang akan dipelajari pada pembelajaran dikurikulum merdeka ini dapat menjadi bahan belajar yang bermanfaat bagi rekan-rekan pendidikan dimanapun berada.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel