Rangkuman Materi Prakarya Kelas 10 SMA BAB 1 Semester 1

Kherysuryawan.id – Materi prakarya kelas 10 SMA BAB 1 Wirausaha Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda untuk pembelajaran di semester 1.

Sahabat Pendidikan, setelah pada postingan sebelumnya saya membagikan urutan materi yang akan di pelajari pada mata pelajaran prakarya kelas 10 SMA baik untuk pembelajaran di semester 1 hingga semester 2, maka pada kesempatan kali ini saya kembali akan membagikan dan menyajikan rangkuman materi prakarya kelas 10 khususnya materi yang ada pada BAB 1 tentang Wirausaha Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda.

 


Sebagai pelajar yang dalam hal ini adalah siswa dan juga sebagai pendidik yang dalam hal ini adalah guru dalam melakukan proses belajar mengajar maka membutuhkan suatu bahan atau modul pembelajaran yang bisa membantu dalam kelancaran proses belajar mengajar. Saat ini dikurikulum 2013 hampir semua sekolah telah menggunakan buku paket pelajaran kurikulum 2013 mulai dari buku siswa dan buku guru edisi lama hingga edisi terbaru.

 

Nah khusus untuk mata pelajaran prakarya kelas 10 SMA guru dan siswa dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas telah menggunakan buku paket prakarya kurikulum 2013 edisi revisi terbaru. Dalam memudahkan guru mengajar serta memudahkan siswa untuk cepat menangkap materi pelajaran yang ada di buku paket tersebut maka tentunya di butuhkan sebuah ringkasan atau rangkuman materi.

 

Isi dari ringkasan/rangkuman materi pelajaran tentunya tidak lepas dari isi yang ada di buku yang akan di pelajari nantinya. Tujuan dari membuat ringkasan/rangkuman materi ialah untuk memudahkan dalam belajar dan tentunya akan mengurangi waktu belajar sebab materi yang di pilih adalah materi inti atau materi yang penting-penting saja.

 

Pada postingan ini saya telah membuat ringkasan/rangkuman materi prakarya kelas 10 SMA khusunya untuk materi BAB 1 Wirausaha Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda, yang dapat digunakan baik oleh guru maupun siswa dalam memudahkan pembelajaran baik pembelajaran secara individu maupun belajar kelompok. Bagi anda yang ingin menggunakan ringkasan/rangkuman materi prakarya kelas 10 BAB 1 semester 1 yang telah saya buat ini dari sumber buku siswa prakarya kelas 10 edisi revisi terbaru, maka anda bisa melihat penyajiannya pada artikel ini.

 

Sebelum saya membagikan ringkasan materi prakarya kelas 10 SMA BAB 1 Wirausaha Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda, maka terlebih dahulu perhatikan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik pada pembelajaran ini :

Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:

-       Menghayati bahwa akal pikiran dan kemampuan manusia dalam berpikir kreatif untuk membuat kerajinan, ragam budaya non benda serta keberhasilan wirausaha adalah anugerah Tuhan.

-       Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri serta sikap bekerja sama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif, dan inovatif dalam membuat kerajinan dengan isnpirasi budaya non benda guna membangun semangat usaha.

-       Mendesain dan membuat kerajinan dengan insprisai budaya nonbenda berdasarkan identifikasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkarya.

-       Mempresentasikan dan memasarkan kerajinan dengan inspirasi budaya non benda dengan perilaku jujur dan percaya diri

-       Melakukan evaluasi pembelajaran wirausaha kerajinan dengan inspirasi budaya nonbenda.

 

Baiklah setelah mengetahui beberapa tujuan yang harus di capai nantinya pada pembelajaran pada mapel prakarya kelas 10 SMA BAB 1 semester 1 seperti tampak pada tampilan diatas maka untuk memudahkan dalam mempelajari materinya maka berikut ini ringkasan materi prakarya kelas 10 SMA BAB 1 Wirausaha Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda untuk pembelajaran di semester 1.

 

BAB 1. WIRAUSAHA KERAJINAN DENGAN INSPIRASI BUDAYA NONBENDA

 

A. Karakteristik Kewirausahaan

Wirausaha, menurut asal katanya, terdiri atas kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Pengertian wirausaha, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun kegiatan untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.

 

Pelaku wirausaha, dikenal juga dengan sebutan wirausahawan atau entrepreneur, adalah seseorang yang memiliki kualitas jiwa kepemimpinan dan inovator pemikiran dalam melakukan usaha.

 

Sifat-sifat seorang wirausahawan seperti berikut :

1. Percaya Diri

2. Berorientasikan Tugas dan Hasil

3. Berani Mengambil Risiko

4. Kepemimpinan

5. Keorisinalitas/Keaslian

6. Berorientasi ke Masa Depan

 

Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha

Memulai sesuatu yang baru pasti tidak mudah. Oleh karena itu, seorang wirausahawan harus berani mencoba dan mengambil risiko. Gagal dalam melakukan suatu hal adalah bagian dari proses untuk menuju kesuksesan. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.

 

B. Perencanaan Usaha Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda

Budaya Tradisional sebagai Sumber Inspirasi

Budaya tradisi dapat dikelompokkan menjadi budaya nonbenda dan artefak/ objek budaya. Budaya nonbenda di antaranya pantun, cerita rakyat, tarian, dan upacara adat. Sedangkan artefak/objek budaya diantaranya pakaian daerah, wadah tradisional, senjata dan rumah adat.

 

Setiap jenis budaya tradisi baik nonbenda maupun artefak/objek budaya dapat menjadi sumber inspirasi untuk dikembangkan menjadi produk kerajinan. Setiap daerah dapat mengembangkan kerajinan khas daerah yang mengambil inspirasi dari budaya tradisi daerahnya masing-masing. Kekayaan budaya tradisi Indonesia adalah kearifan lokal (local genius) yang dapat menjadi sumber inspirasi yang tidak ada habisnya.

 

Sumber Daya, Material, Teknik dan Ide Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda

Kegiatan wirausaha didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia, material, peralatan, cara kerja, pasar, dan pendanaan. Sumber daya yang dikelola dalam sebuah wirausaha dikenal dengan sebutan 6 M, yakni Man (manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Method (cara kerja), dan Market (pasar).

 


 

C. Perancangan dan Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda

Salah satu kekayaan pengembangan budaya tradisi adalah melalui pengembangan kerajinan. Proses perancangan kerajinan diawali dengan pemilihan sumber inspirasi dan pencarian ide produk kerajinan, pembuatan sketsa ide, pembuatan studi model kerajinan, dilanjutkan dengan pembuatan petunjuk produksi. Ide kerajinan dengan inspirasi budaya lokal akan dikembangkan menjadi produk kerajinan yang akan diproduksi dan siap dijual. Dengan demikian produk yang dihasilkan harus memiliki nilai estetik dan inovasi agar diminati pasar.

 


Perancangan kerajinan dengan inspirasi budaya nonbenda akan menerjemahkan sesuatu yang abstrak (tak berbenda) menjadi benda (berwujud). Misalnya, inspirasi diambil dari sebuah cerita rakyat (tak berbenda) menjadi sebuah diorama mini yang menggambarkan salah satu adegan dalam cerita rakyat tersebut. Contoh lain adalah mengambil inspirasi dari kepercayaan simbolis (tak berbenda), burung enggang untuk dibuat menjadi ide untuk tekstil atau busana (benda). Tahapan penerjemahan meliputi: pemahaman terhadap makna simbol; mencari kata kunci yang dapat menjadi dasar dari pengembangan ide produk; mencari ide-ide fungsi dan bentuk kerajinan.

 


 

1. Pencarian Ide Produk

Untuk memudahkan pencarian ide atau gagasan untuk rancangan kerajinan dengan inspirasi budaya non benda, maka dapat dimulai dengan memikirkan hal-hal di bawah ini:

• Budaya nonbenda apa yang akan menjadi inspirasi?

• Produk kerajinan apa yang akan dibuat?

• Mengapa produk kerajinan tersebut dibuat?

• Siapa yang akan menggunakan produk kerajinan tersebut?

• Bahan/material apa yang apa saja yang akan dipakai?

• Warna dan/atau motif apa yang akan digunakan?

• Adakah teknik warna tertentu yang akan digunakan?

• Bagaimana proses pembuatan produk tersebut?

• Alat apa yang dibutuhkan?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diungkapkan dan didiskusikan dalam bentuk curah pendapat (brainstorming).

 

2. Membuat Gambar/Sketsa

Ide-ide produk, rencana atau rancangan dari produk kerajinan digambarkan atau dibuatkan sketsanya agar ide yang abstrak menjadi berwujud. Ide-ide rancangan dapat digambarkan pada sebuah buku atau lembaran kertas, dengan menggunakan pinsil, spidol atau bolpoin dan sebaiknya hidari penggunaan penghapus.

 

3. Pilih Ide Terbaik

Setelah menghasilkan banyak ide dan menggambarkannya dengan sketsa, mulai pertimbangkan ide mana yang paling baik, menyenangkan dan memungkinkan untuk dibuat.

 

4. Prototyping atau Membuat Studi Model

Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format dua dimensi. Artinya hanya digambarkan pada bidang datar. Kerajinan yang akan dibuat berbentuk tiga dimensi. Maka, studi bentuk selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi, yaitu dengan studi model. Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material sebenarnya.

 

5. Perencanaan Produksi

Tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan untuk proses produksi atau proses pembuatan kerajinan tersebut. Prosedur dan langkah[1]langkah kerja dituliskan secara jelas dan detail agar pelaksanaan produksi dapat dilakukan dengan mudah dan terencana.

 

Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda

Tahapan produksi secara umum terbagi atas pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing.

Tahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan atau material agar siap dibentuk. Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses pembentukan. Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar material dan bentuk produk yang akan dibuat. Tahap terakhir adalah finishing. Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk tersebut dimasukan ke dalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan/atau pelapisan permukaan.

 

Kelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang memperhatikan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja bergantung pada bahan, alat dan proses produksi yang digunakan pada proses produksi. Pembuatan kerajinan diakhiri dengan evaluasi terhadap produk kerajinan yang telah dibuat.

 

Kemasan Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda

Kemasan untuk kerajinan berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan serta memberikan kemudahan membawa dari tempat produksi hingga sampai ke konsumen. Kemasan juga berfungsi untuk menambah daya tarik dan sebagai identitas atau brand dari produk tersebut. Fungsi kemasan didukung oleh pemilihan material, bentuk, warna, teks dan grafis yang tepat.

 

Pemilihan material juga disesuaikan dengan identitas atau brand dari produk tersebut. Daya tarik dan identitas, selain ditampilkan olehmaterial kemasan, juga dapat ditampilkan melalui bentuk, warna, teks dan grafis. Pengemasan dapat dilengkapi dengan label yang memberikan informasi teknis maupun memperkuat identitas atau brand.

 

Kemasan dapat dibagi menjadi 3 (tiga): kemasan primer, kemasan sekunder dan kemasan tersier.

-       Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan primer.

-       Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk

-       Kemasan untuk distribusi disebut kemasan tersier.

Material kemasan untuk melindungi dari kotoran dapat berupa lembaran kertas atau plastik. Tidak semua produk membutuhkan kemasan primer, tetapi setiap produk membutuhkan identitas. Identitas dapat berupa stiker atau selubung karton yang berisi nama dan keterangan. Pada kemasan kerajinan dengan inspirasi budaya, dapat ditambahkan label atau lembaran keterangan yang berisi informasi tentang budaya nonbenda yang menjadi inspirasi.

 

Berikut ini contoh Kemasan kerajinan yang memiliki jendela transparan dan tertutup.


 

D. Penghitungan Biaya Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk terjadinya produksi barang. Unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah biaya listrik, bahan bakar minyak, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi. Biaya pembelian bahan bakar minyak, sabun pembersih untuk membersihkan bahan baku, benang, jarum, lem dan bahan-bahan lainnya dapat dimasukan ke dalam biaya overhead.

 

E. Pemasaran Langsung Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda

Pemasaran langsung adalah promosi dan penjualan yang dilakukan langsung kepada konsumen tanpa melalui toko. Penjualan langsung merupakan hasil dari promosi langsung yang dilakukan oleh penjual terhadap pembeli.

 

Sistem penjualan langsung dapat berupa penjualan satu tingkat (single-level marketing) atau multitingkat (multi-level marketing). Penjualan satu tingkat merupakan cara yang paling sederhana untuk menjual produk secara langsung. Kelompok penjual dapat terdiri atas beberapa tingkatan. Sistem dengan beberapa tingkat kelompok penjual disebut multi-level marketing Produk perusahaan memiliki usaha di bidang penjualan langsung (direct selling) baik yang menggunakan single level maupun multi-level marketing wajib memiliki Surat Izin Usaha Penjualan Langsung yang dikeluarkan oleh BKPM.

  

Demikianlah ringkasan/rangkuman materi prakarya untuk kelas 10 SMA BAB 1 tentang Wirausaha Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Nonbenda yang akan di pelajari pada semester 1. Semoga ringkasan materi yang telah disajikan pada postingan ini bisa membantu para pendidik dan pelajar yang akan menggunakannya sebagai bahan yang dapat mempermudah proses pembelajaran khususnya pada mapel prakarya di kelas 10 SMA.

Sekian dan Terimakasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel