Mengenal Jenis Fase Pada Kurikulum Merdeka

Kherysuryawan.id – Pahami Fase Kurikulum Merdeka yang wajib di ketahui oleh Guru.

Halo sahabat pendidikan dimana pun berada senang rasanya saya bisa menulis lagi dikesempatan kali ini. Semoga anda yang membaca postingan ini senantiasa dapat memetic manfaatnya. Oh ya pada postingan kali ini saya akan membahas tentang apa itu Fase pada kurikulum merdeka.

 


Mungkin anda pernah bertanya-tanya tentang Fase yang ada pada kurikulum merdeka. Pertanyaan yang sering saya dapati mengenai Fase pada kurikulum merdeka seperti berikut ini :

·       SMP itu Fase apa?

·       SMP Kelas 7 Fase Berapa ?

·       Fase F untuk Kelas berapa ?

·       SD itu Fase apa ?

·       SMA itu fase apa?

·       SMK itu fase apa ?

·       Dan mungkin masih banyak lagi pertanyaan yang lainnya seputar Fase pada kurikulum merdeka.

 

Perlu diketahui bahwa Penggunaan fase di Kurikulum Merdeka dimaksudkan untuk membedakan siswa satu dengan yang lain di dalam satu kelas. Kemudian perbedaan lain antara KI-KD dalam Kurikulum 2013 dengan CP dalam Kurikulum Merdeka adalah rentang waktu yang dialokasikan untuk mencapai kompetensi yang ditargetkan.

 

Sementara KI-KD ditetapkan per tahun, CP dirancang berdasarkan fase-fase. Satu Fase memiliki rentang waktu yang berbeda-beda, yaitu:

·         Fase Fondasi yang dicapai di akhir PAUD;

·         Fase A umumnya untuk kelas I sampai II SD/sederajat;

·         Fase B umumnya untuk kelas III sampai IV SD/sederajat;

·         Fase C umumnya untuk kelas V sampai VI SD/sederajat;

·         Fase D umumnya untuk kelas VII sampai IX SMP/sederajat;

·         Fase E untuk kelas X SMA/sederajat; dan

·         Fase F untuk kelas XI sampai XII SMA/sederajat.

Fase E dan Fase F dipisahkan karena mulai kelas XI peserta didik akan menentukan mata pelajaran pilihan sesuai minat dan bakatnya, sehingga struktur kurikulumnya mulai berbeda sejak kelas XI. Dengan menggunakan Fase, suatu target capaian kompetensi dicapai tidak harus dalam satu tahun tetapi beberapa tahun, kecuali di kelas X jenjang SMA/sederajat.

 

Pengecualian ini dilakukan karena struktur kurikulum di jenjang SMA/sederajat yang terbagi menjadi dua, yaitu kelas X di mana siswa mengikuti seluruh mata pelajaran, dan kelas XI-XII di mana siswa memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasi masing-masing. Rentang waktu yang lebih panjang ditetapkan agar materi pelajaran tidak terlalu padat dan peserta didik mempunyai cukup banyak waktu untuk memperdalam materi dan mengembangkan kompetensi.

 

Fase-fase ini diselaraskan dengan teori perkembangan anak dan remaja dan juga dengan struktur penjenjangan pendidikan. Penggunaan istilah “Fase” dilakukan untuk membedakannya dengan kelas karena peserta didik di satu kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran yang berbeda. Ini merupakan penerapan dari prinsip pembelajaran sesuai tahap capaian belajar atau yang dikenal juga dengan istilah teaching at the right level (mengajar pada tahap capaian yang sesuai).


Contoh Penggunaan Fase dalam Pembelajaran

Sebagai contoh, berdasarkan asesmen kelas terdapat siswa kelas V SD yang belum siap mempelajari materi pelajaran Fase C (fase dengan kompetensi yang ditargetkan untuk siswa kelas V pada umumnya).

Berdasarkan hasil asesmen tersebut, maka siswa-siswa tersebut mengulang pelajaran di Fase B (fase untuk kelas III-IV) yang belum mereka kuasai. Pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian peserta didik tersebut mengindikasikan bahwa kebijakan dan praktik tinggal kelas atau tidak naik kelas diharapkan dapat ditinggalkan.

 

Berikut ini penjelasan yang lebih mendetail seputar Fase Pada Kurikulum Merdeka yang perlu untuk anda ketahui :

 

Fase Pondasi

Fase Pondasi adalah fase yang diperuntukkan bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Capaian pembelajaran pada fase ini lebih difokuskan pada capaian perkembangan. Mengingat, pembelajaran di jenjang PAUD tidak berbasis mata pelajaran layaknya di jenjang pendidikan dasar dan menengah, namun lebih mengarah pada integrasi enam aspek, yaitu perkembangan kognitif, sosial, emosi, fisik, motorik, dan seni. Sementara itu, lingkup capaian pembelajaran di fase Pondasi ini memuat tiga elemen stimulasi yang menggabungkan lima aspek perkembangan anak dan bidang lain yang bisa mendukung tumbuh kembang anak sesuai tuntutan pendidikan abad ke-21. Adapun tiga elemen stimulasi yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1.       Nilai agama dan budi pekerti
Elemen ini mencakup nilai agama dan akhlak yang baik. Nilai agama merupakan nilai dasar yang harus ditanamkan sejak dini sebagai upaya untuk membentuk budi pekerti yang baik.

2.       Jati diri
Jati diri berkaitan dengan identitas diri sebagai seorang individu dan identitas bangsa sebagai warga negara. Sejak dini, anak sudah harus dikenalkan dengan identitas diri dan bangsanya, yaitu berlandaskan pada Pancasila. Agar kelak anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri.

3.       Literasi dan sains
Kemampuan literasi dan analisis sains harus ditumbuhkan sejak anak mulai mengenal huruf dan angka. Hal itu bisa memberikan stimulasi di masa-masa pra membaca, sehingga bisa membentuk anak yang kreatif dan solutif di kemudian hari.

 

Fase Kurikulum Merdeka SD

Fase pada tingkat SD dibagi menjadi tiga, yaitu fase A, fase B, dan fase C. Setiap fase berlaku untuk 2 tingkat kelas karena banyak sekolah yang menerapkan sistem kelas multi usia dengan cakupan 2 kelas saja.

 

Adapun fase SD Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut.

 

Fase A Kurikulum Merdeka

Fase A adalah fase yang diperuntukkan bagi Pendidikan Sekolah Dasar atau sederajat kelas 1 dan 2. Secara substansi, fase A ini berbeda dengan fase Pondasi. Jika pembelajaran pada fase Pondasi belum berbasis mata pelajaran, maka pembelajaran pada fase A sudah berbasis mata pelajaran namun masih bersifat tematik. Rumusan capaian pembelajaran juga mengacu pada fase, tidak lagi menurut kelas seperti kurikulum sebelumnya.

 

Fase B Kurikulum Merdeka

Fase B adalah fase yang diperuntukkan bagi Pendidikan Sekolah Dasar atau sederajat kelas 3 dan 4. Itu artinya, semua siswa yang berada di kelas 3 dan 4 berada pada fase yang sama. Sama seperti fase A, rumusan capaian pembelajarannya juga mengacu pada fase, tidak lagi menurut kelas seperti kurikulum sebelumnya.

 

Fase C Kurikulum Merdeka

Fase C adalah fase yang diperuntukkan bagi Pendidikan Sekolah Dasar atau sederajat kelas 5 dan 6. Dengan adanya fase semacam ini, setiap guru tidak bisa memaksakan peserta didik untuk memahami kompetensi yang belum dikuasainya.

 

Fase Kurikulum Merdeka SMP

Berdasarkan aturan pada Kurikulum Merdeka, jenjang SMP atau sederajat termasuk dalam fase D. Fase D Kurikulum Merdeka ini berlaku untuk kelas 7, 8, dan 9. Namun demikian, struktur kurikulum serta beban belajar dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu kelompok kelas 7-8 serta kelompok kelas 9. Kedua kelompok memiliki mata pelajaran yang sama, hanya saja alokasi waktu beberapa mata pelajarannya berbeda. Misalnya, pada kelas 7 dan 8 alokasi waktu untuk IPA adalah 144 JP pertahun, sedangkan kelas 9 hanya 128 JP pertahun.

 

Fase Kurikulum Merdeka SMA/SMK/Sederajat

Tingkat SMA/SMK/sederajat dibagi ke dalam dua fase, yaitu sebagai berikut.

Fase E Kurikulum Merdeka

Fase E Kurikulum Merdeka adalah fase yang diperuntukkan bagi kelas 10, baik di tingkat SMA, SMK, atau sederajat. Di fase ini, peserta didik dituntut untuk bisa mengenali potensi serta bakatnya sebelum masuk ke tingkat kelas yang lebih tinggi. Hal itu ditunjukkan dengan kewajiban setiap peserta didik untuk memilih minimal satu mata pelajaran Seni dan Prakarya.

 

Fase F Kurikulum Merdeka

Fase F Kurikulum Merdeka adalah fase yang diperuntukkan bagi kelas 11 dan 12, baik di tingkat SMA, SMK, atau sederajat. Di fase ini, peserta didik bisa memilih mata pelajaran yang disukai, sesuai dengan minat dan bakatnya. Adapun kelompok mata pelajaran yang bisa dipilih meliputi kelompok mata pelajaran umum, kelompok MIPA, kelompok IPS, kelompok Bahasa dan Budaya, dan kelompok Vokasi dan Prakarya.

 

Setelah memahami pembagian Fase diatas mungkin anda masih bertanya-tanya bagaimana dengan sekolah luar biasa (SLB), fase apakah yang digunakan ?

Perlu dikatahui bahwa Fase yang berlaku pada SLB sesuai dengan tingkatan pada sekolah biasa.

 

Inti dari penjelasan diatas bahwa pembagian fase Kurikulum Merdeka mengacu pada tingkat kompetensi peserta didik, bukan mengacu pada tingkatan kelas seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya.

 

Jadi perlu diingat kembali yah, bahwa Fase terbagi menjadi enam etape yaitu Fase A (kelas 1 dan 2 SD), Fase B (Kelas 3 dan 4 SD), Fase C (kelas 5 dan 6 SD), Fase D (kelas 7,8 dan 9 SMP), Fase E (kelas 10 SMA/SMK), Fase F (kelas 11 dan 12 SMA/SMK).

 

Demikianlah informasi mengenai Fase pada kurikulum merdeka, semoga dapat menjadi informasi yang menambah wawasan anda seputar kurikulum merdeka dan semoga Bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel