Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 Bab 1 Kurikulum Merdeka

Kherysuryawan.id – Rangkuman materi Bahasa Indonesia kelas 10 SMA kurikulum merdeka Bab 1 “Mengungkap Fakta Alam Secara Objektif” semester 1.

Halo sahabat kherysuryawan, pada kesempatan kali ini admin ingin memberikan sebuah ringkasan materi khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 10  kurikulum merdeka.

 


Ringkasan / rangkuman materi Bahasa Indonesia kelas 10 Bab 1 tentang Mengungkap Fakta Alam Secara Objektif yang akan admin sajikan pada kesempatan kali ini sengaja admin buat untuk bisa memudahkan bagi para siswa yang ingin menggunakannya sebagai bahan belajar.

 

Seluruh materi yang di sajikan pada ringkasan materi Bahasa Indonesia kelas 10 ini merupakan materi yang bersumber dari buku siswa Bahasa Indonesia kelas 10 kurikulum merdeka. Bagi anda yang di sekolahnya telah menggunakan kurikulum merdeka maka bisa memanfaatkan sajian materi ini sebagai sumber belajar.

 

Adapun sub materi yang nantinya akan di pelajari pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 10 bab 1 kurikulum merdeka, adalah sebagai berikut :


A. Menyimak Teks Laporan Observasi secara Kritis

B. Mengidentifikasikan Makna Kata dan Informasi Faktual dalam Laporan Hasil Observasi dan Sumber Lainnya yang Mendukung

C. Menggunakan Kaidah Kebahasaan dalam Laporan Hasil Observasi

D. Menulis Laporan Hasil Observasi yang Objektif

E. Menyajikan Laporan Hasil Observasi dalam Bentuk Buku Tempel 22 

F. Mempresentasikan Laporan Hasil Observasi

 

Baiklah berikut ini sajian Ringkasan/rangkuman materi Bahasa Indonesia kelas 10 Bab 1 kurikulum merdeka di bawah ini ;

 

BAB 1 MENGUNGKAP FAKTA ALAM SECARA OBJEKTIF

A. Menyimak Teks Laporan Observasi secara Kritis

Secara umum, teks laporan hasil observasi disusun dengan struktur berikut.

1. Pernyataan umum atau klasifikasi

Bagian ini berisi pembuka atau pengantar mengenai hal yang akan disampaikan, hal umum tentang objek yang akan dikaji, dan menjelaskan secara garis besar pemahaman tentang hal tersebut. Contohnya, jika objek observasi adalah binatang, hal yang dibahas di bagian ini adalah nama ilmiah, klasiikasi umum binatang (serangga, mamalia, unggas, dll.), dan tempat hidup secara umum.

 

2. Deskripsi bagian

Bagian ini berisi penjelasan detail mengenai objek atau bagian-bagian dari objek. Contohnya, jika objek observasi adalah binatang, hal-hal yang dapat dibahas di bagian ini adalah bagian tubuh, pola makan, daur hidup, habitat, kebiasaan unik, dll.

 

3. Deskripsi manfaat atau kesimpulan

Bagian ini menjelaskan manfaat dari objek yang diobservasi, baik bagi manusia maupun alam secara umum.

 

Belalang Anggrek

Teman-teman, kali ini saya akan menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan beberapa waktu lalu. Objek yang diobservasi adalah belalang anggrek. Pertama-tama, saya akan menyampaikan informasi umum terkait dengan belalang anggrek. Belalang anggrek atau Hymenopus Coronatus adalah salah satu jenis belalang sentadu atau belalang sembah yang hidup di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya. Seperti namanya, belalang ini memiliki bentuk dan warna yang menyerupai bunga anggrek.



Pada bagian berikutnya, saya akan menjelaskan ciri khas belalang anggrek yang terdiri atas bagian tubuh, bentuk tubuh, makanan, dan daur hidupnya. Bagian tubuh belalang anggrek terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen. Di bagian kepala terdapat mata majemuk, mulut, dan dua buah antena seperti benang. Seperti jenis belalang sentadu lainnya, kepala belalang anggrek dapat berputar 3600 . Di bagian toraks terdapat tiga pasang kaki. Kaki depan belalang anggrek yang panjang dan kuat dilengkapi dengan duri dan capit. Belalang anggrek memiliki dua pasang sayap yang menutupi bagian abdomennya. Sayap depan berfungsi melindungi sayap belakang sehingga teksturnya lebih keras.

Ukuran tubuh belalang anggrek berbeda antara jantan dan betina. Panjang tubuh belalang anggrek jantan sekitar 2,5—3 cm, sedangkan betina 6—7 cm. Tubuh mereka berwarna putih dengan aksen merah muda lembut atau cerah. Beberapa belalang, bahkan berwarna benar-benar putih atau merah jambu. Namun, belalang anggrek dapat mengubah warna tubuhnya dalam hitungan sehari, bergantung pada kondisi lingkungan, seperti kelembapan dan kondisi cahaya.

Belalang anggrek merupakan predator polifagus atau pemak an beberapa jenis mangsa. Mereka memangsa serangga lain yang bertubuh lebih kecil, seperti jangkrik, capung, lebah, dan lalat. Belalang anggrek menggunakan bentuk dan warna tubuhnya untuk menarik perhatian mangsa. Saat mangsa mendekat, mereka akan menggunakan kaki depannya untuk menangkapnya. Belalang sembah hanya memangsa hewan yang masih hidup.

Belalang anggrek merupakan hewan yang mengalami meta[1]morfosis tidak sempurna. Fase hidupnya terdiri dari telur, nimfa, dan dewasa. Belalang betina dapat bertelur sampai 300 butir. Telur tersebut diletakkan dalam sarang berbentuk buih putih yang disebut ooteka. Ooteka lama-lama akan mengeras dan melindungi telur-telur dari panas dan hujan. Telur-telur tersebut membutuhkan waktu sekitar enam minggu untuk menetas. Saat menetas, nimfa belalang sembah sudah menyerupai belalang anggrek dewasa. Itulah mengapa belalang anggrek disebut mengalami metamorfosis tidak sempurna.

Sebagai penutup, saya akan menyampaikan manfaat belalang anggrek. Belalang anggrek berguna bagi manusia untuk membasmi hama berupa serangga. Karena keindahannya, belalang anggrek juga dijadikan peliharaan.

Demikian laporan hasil observasi saya. Terima kasih atas perhatian teman-teman semua.

 

Berikut Ini Tabel analisis struktur teks laporan hasil observasi (LHO)



 

B. Mengidentifikasikan Makna Kata dan Informasi Faktual dalam Laporan Hasil Observasi dan Sumber Lainnya yang Mendukung
 

Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan proses bagaimana dan mengapa suatu fenomena, baik fenomena alam maupun fenomena sosial, terjadi.

 

Salah satu ciri bahasa yang digunakan dalam laporan hasil observasi adalah bahasa ilmiah. Hal ini tidak lepas dari laporan hasil observasi yang termasuk ke dalam teks ilmiah.

Untuk memahami arti kata-kata ilmiah yang jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menggunakan cara-cara berikut.

1.       Makna atau arti kata sering kali dijelaskan secara langsung atau tersurat dalam teks.

Contoh: Belalang anggrek merupakan predator polifagus atau pemakan beberapa jenis mangsa.

2.       Makna atau arti kata dapat kita temukan dari penjelasan secara tidak langsung dalam teks.

Contoh: Tonggeret termasuk hewan herbivora. Tonggeret dewasa mengisap sari makanan dari batang pohon menggunakan mulutnya yang seperti jarum. Saat masih berbentuk nimfa, tonggeret mengisap cairan dari akar pohon untuk bertahan hidup. Dari teks tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa herbivora berarti hewan yang memakan tumbuhan atau bagian tumbuhan.

3.       Makna atau arti kata dapat kita dapatkan dengan menggunakan petunjuk visual yang terdapat dalam teks.

Contoh:



Dari gambar di atas, kita dapat simpulkan bahwa elytra adalah sayap atas yang menutupi sayap bagian bawah.

 

C. Menggunakan Kaidah Kebahasaan dalam Laporan Hasil Observasi

 

KALIMAT DEFINISI DAN KALIMAT DESKRIPSI

Kalimat Definisi

Kalimat definisi merupakan kalimat yang menjelaskan suatu hal, baik benda hidup maupun benda mati secara umum. Umumnya, penggunaan kalimat definisi dalam teks laporan merujuk pada istilah teknis atau ilmiah yang berkaitan dengan bidang tertentu. Hal tersebut dapat membantu pembaca memahami istilah teknis atau ilmiah yang muncul dalam teks. Kalimat definisi biasanya menggunakan kopula, seperti kata adalah, merupakan, dan yaitu.

 

Contoh:

1.       Belalang anggrek (Hymenopus Coronatus) adalah salah satu jenis belalang sentadu atau belalang sembah yang hidup di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya.

2.       Belalang anggrek merupakan predator polifagus atau pemakan beberapa jenis mangsa.

 

Kalimat Deskripsi

Kalimat deskripsi digunakan untuk menggambarkan sifat-sifat atau ciri[1]ciri yang khusus atau spesifik dari suatu benda. Kalian dapat menggunakan kalimat deskripsi saat menjelaskan sifat sebuah benda kepada pembaca berdasarkan apa yang indra kalian rasakan sehingga pembaca seolah-olah benar-benar melihatnya atau merasakannya sendiri.

 

Contoh:

1.       Tubuh mereka berwarna putih dengan aksen merah muda lembut atau cerah.

2.       Sayap depan berfungsi melindungi sayap belakang sehingga teksturnya lebih keras.

 

Selain menggambarkan sifat atau ciri khusus suatu objek, kalimat deskripsi juga dapat menjelaskan sebuah aktivitas yang dilakukan objek tersebut. Kalimat ini menggunakan kata kerja material atau kata kerja yang menunjukkan tindakan suatu benda, binatang, manusia, atau peristiwa.

 

Contoh:

1.       Rongga itu memperkuat suara yang dihasilkan oleh getaran tymbal.

2.       Saat bertelur tonggeret betina menempelkan telur-telurnya di cabang atau batang pohon dan rerumputan.

 

IMBUHAN di-

Sering kali penulisan imbuhan “di-“ disalahartikan dengan kata depan “di”. Untuk membedakan mana yang merupakan imbuhan dan mana yang merupakan kata depan, perhatikan tabel berikut:

 

PENULISAN KUTIPAN TIDAK LANGSUNG DAN SUMBER RUJUKANNYA

Kutipan tidak langsung adalah penggunaan pendapat seorang penulis atau tokoh berupa intisari atau ikhtisar dari pendapat tersebut. Untuk membuat kutipan tidak langsung, kita harus memahami terlebih dahulu informasi yang akan dikutip. Setelah itu, tulislah inti dari informasi tersebut dengan menggunakan bahasa sendiri.

 

D. Menulis Laporan Hasil Observasi yang Objektif

Agar kegiatan observasi berjalan lancar, perhatikanlah panduan berikut.

1.       Tentukan objek apa yang akan kalian observasi. Objek tersebut harus menarik dan dikuasai. Memilih objek yang ada di sekitar kalian dapat membantu dalam pengamatan.

2.       Tentukan hal apa saja yang akan kalian amati dari objek tersebut sebagai panduan pengamatan. Kalian dapat melihat contoh perincian tersebut pada saat mengidentifikasi struktur laporan hasil observasi Belalang Anggrek dan Tonggeret.

3.       Lakukanlah observasi dengan menggunakan panduan pengamatan yang telah dibuat. Carilah informasi seakurat mungkin. Jika perlu dan memungkinkan, ambillah gambar objek observasi kalian atau bawa beberapa sampel objek tersebut. Jika memiliki kamera atau alat perekam video, kalian juga dapat mendokumentasikan kegiatan observasi dalam bentuk foto dan atau video.

4.       Susunlah kerangka laporan sesuai dengan sistematika umum sebuah teks laporan observasi, yaitu definisi umum, deskripsi per bagian, dan deskripsi manfaat.

5.       Kembangkanlah kerangka yang telah disusun menjadi suatu teks yang padu. Pada tahap ini, kalian harus memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan yang menjadi karakteristik laporan hasil observasi yang telah dipelajari pada bagian sebelumnya.

 

E. Menyajikan Laporan Hasil Observasi dalam Bentuk Buku Tempel

Agar laporan hasil observasi lebih menarik untuk dibaca, dapat membuatnya dalam bentuk buku tempel atau scrapbook. Buku tempel merupakan seni kerajinan menata atau menempel beragam gambar, foto, dan tulisan di atas lembaran-lembaran kertas secara menarik. Selain membuat laporan lebih menarik untuk dibaca, penyajian dalam bentuk buku tempel juga akan membuat laporan kalian menjadi semacam memorabilia atau sesuatu yang patut dikenang.

 

F. Mempresentasikan Laporan Hasil Observasi

Salah satu hal yang penting saat melakukan presentasi adalah meng atur intonasi. Penggunaan intonasi yang tepat akan membuat presentasi kalian menjadi lebih menarik.

 

Intonasi adalah lagu kalimat atau tinggi rendahnya suatu nada pada kalimat yang memberikan penekanan dalam kata-kata tertentu pada suatu kalimat. Intonasi berbicara ketika presentasi penting untuk diperhatikan. Jelas tidaknya kalimat yang diucapkan sangat berpengaruh kepada audiensi dalam pemahaman pesan yang mereka terima.

 

Cara mengatur intonasi saat presentasi

1.       Gunakan suara lantang untuk menegaskan suatu hal yang penting dan harus diingat oleh audiensi.

2.       Gunakan tempo berbicara yang lambat untuk menyampaikan sebuah poin penting pada presentasi. Sebaliknya, gunakan tempo berbicara yang cepat untuk menyampaikan suatu hal yang memang bukan hal penting, seperti cerita atau hanya sekadar basa-basi kepada audiensi.

3.       Tinggikan suara kalian ketika menyapa audiensi pada awal pre sentasi. Sebaliknya, rendahkan suaramu saat menjelaskan isi presentasi, Namun, kalian harus mengatur agar suara kalian tidak terlalu rendah hingga tidak dapat terdengar oleh audiens. Akan tetapi, tidak terlalu tinggi hingga mengganggu pendengaran audiensi.

4.       Gunakan perasaan atau emosi sesuai dengan kalimat yang di ucapkan.

 

G. Jurnal Membaca

Meskipun novel tergolong ke dalam cerita fiksi, beberapa hal dalam cerita dapat juga bersifat faktual. Hal yang bersifat faktual dalam novel biasanya muncul saat cerita diangkat dari sebuah peristiwa sejarah atau mengambil latar yang berkaitan dengan sebuah tempat yang benar-benar ada.

 

Demikianlah ringkasan/rangkuman materi Bahasa Indonesia kelas 10 Bab 1 “MENGUNGKAP FAKTA ALAM SECARA OBJEKTIF” kurikulum merdeka untuk pembelajaran semester 1 yang dapat admin sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga dapat bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel